Macron Akan Hubungi Putin untuk Bahas Gencatan Senjata dengan Ukraina

16 Desember 2022 13:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emmanuel Macron dan Vladimir Putin. Foto: REUTERS/Philippe Wojazer
zoom-in-whitePerbesar
Emmanuel Macron dan Vladimir Putin. Foto: REUTERS/Philippe Wojazer
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengungkap niatnya menghubungi Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membahas gencatan senjata dengan Ukraina pada Kamis (15/12).
ADVERTISEMENT
Macron tidak membeberkan jadwal terkait rencana tersebut. Tetapi, dia sempat menyinggung akan mengadakan pembicaraan dengan Putin setelah perjalanannya ke Amerika Serikat (AS).
Macron menyinggung gencatan senjata akibat gelombang serangan akhir-akhir ini yang melumpuhkan infrastruktur energi Ukraina.
Alhasil, sebagian penduduk negara itu kehilangan akses terhadap listrik, air, dan pemanas. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bahkan menuduh negara tetangganya tersebut sengaja berusaha membunuh warga dan mematikan jaringan listrik Ukraina.
"Isu paling urgen hari ini adalah terus menyerukan gencatan senjata atas pengeboman dan serangan drone," jelas Macron saat konferensi pers di Brussels, dikutip dari AFP, Jumat (16/12).
"Saya berniat mendiskusikan isu ini dengan Putin karena beberapa serangan-serangan ini jelas merupakan kejahatan perang, menargetkan infrastruktur dan warga sipil," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Drone kamikaze buatan Iran, Shahed-136 di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina 17 Oktober 2022. Foto: Roman Petushkov/REUTERS
Macron turut mendorong rencana pengamanan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Situs nuklir terbesar di Eropa itu terletak di wilayah Zaporizhzhia yang diduduki pasukan Rusia.
Kecelakaan di PLTN Zaporizhzhia berisiko menimbulkan bencana seperti Chernobyl pada 1986. Bencana tersebut bisa memengaruhi negara-negara tetangga, termasuk Polandia. Macron lantas bertujuan menyingkirkan senjata dan pasukan bersenjata dari fasilitas ini.
Macron juga terlibat dalam negosiasi yang dipimpin Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk mengamankan lima fasilitas nuklir Ukraina, termasuk PLTN Zaporizhzhia.
Ukraina telah berulang kali menuduh Rusia menargetkan situs-situs ini. Rusia membalikkan tudingan serupa terhadap Ukraina.
"Ketika waktunya tepat, saya akan menghubungi Putin untuk membantu Ukraina menyelesaikan perjanjian ini," tutur Macron.
Macron berharap sejumlah negara lainnya—seperti China dan India—dapat membantu kampanye untuk menekan Rusia.
ADVERTISEMENT
Pekan ini, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, bergabung dengan Macron untuk mendesak penghentian serangan udara dan drone terhadap populasi maupun infrastruktur Ukraina.