Macron Akui G20 Dapat Kurangi Konflik, Ajak Putin Kembali ke Meja Negosiasi

19 November 2022 15:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjalan setibanya di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (14/11/2022). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjalan setibanya di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (14/11/2022). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada pekan ini merupakan forum dialog untuk berupaya mengurangi eskalasi konflik serta mencegah perpecahan.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan langsung oleh Macron dalam sesi jumpa pers di hari terakhir pertemuan puncak KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada Rabu (16/11).
Pernyataan tersebut muncul ketika Macron dimintai pendapat terkait serangan rudal ke wilayah Polandia yang terjadi di hari yang sama.
“Selama beberapa bulan terakhir ini kami juga mendukung upaya mengakhiri perang dan [melalui] KTT G20 ini dapat mengurangi eskalasi dan mencegah perpecahan,” tutur Macron.
Lebih lanjut, Macron juga mengaku telah menyampaikan pesan belasungkawa terhadap para korban jiwa dalam insiden serangan rudal di wilayah perbatasan Polandia-Ukraina tersebut.
“Kami bersama Polandia memastikan [akan] bekerja sama untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” pungkasnya.
Dalam keterangannya, Macron juga menyinggung soal ratusan serangan rudal yang menghantam Ukraina pada Selasa (15/11) atau pada hari pertama pelaksanaan KTT G2O di Bali.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah berbicara dengan Presiden [Volodymyr] Zelensky dan menyampaikan solidaritas Prancis atas serangan 80-100 misil Rusia yang jatuh di wilayah Ukraina. Kemarin merupakan hari yang berat sekali untuk Ukraina,” ungkap Macron.
Menurut Macron, penting untuk mengajak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk kembali ke meja negosiasi dan mendengarkan pesan yang hendak disampaikan oleh pemimpin-pemimpin dunia lainnya. Sebab, Rusia dinilai tidak memiliki inisiatif untuk mengisolasi diri dari panggung internasional.