Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Macron dan Le Pen Terlibat Debat Panas Jelang Pilpres Prancis Putaran Kedua
21 April 2022 4:12 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden petahana Prancis Emmanuel Macron dan ekstremis sayap kanan Marine Le Pen kembali berhadapan sebelum putaran kedua pemilihan presiden pada (24/4).
ADVERTISEMENT
Dalam debat pada Rabu (20/4), mereka meraba-raba deretan isu yang menjadi perhatian utama masyarakat.
Konfrontasi paling ditunggu itu membuka celah bagi Le Pen. Politikus anti-imigran itu tertinggal dari Macron dalam jajak pendapat sejauh ini. Le Pen lantas menghadapi tantangan untuk membuktikan potensi sayap kanan bila berkuasa.
Tanpa membuang waktu, Le Pen menghantam keras pemerintahan Macron. Dia mengatakan, Prancis menderita akibat biaya hidup yang tinggi selama lima tahun terakhir.
"Saya ingin mengembalikan uang orang Prancis kepada mereka," tegas Le Pen, dikutip dari Reuters, Kamis (24/4).
"Saya ingin memberi tahu mereka bahwa pilihan lain adalah mungkin. Saya akan menjadi presiden biaya hidup," lanjut dia.
Macron segera menangkal tamparan itu. Dia mengatakan, pengangguran di negara tersebut telah mencapai level terendah dalam 13 tahun. Macron kemudian mengungkap kebanggaan atas penciptaan lapangan kerja selama masa jabatannya.
ADVERTISEMENT
Macron turut memanfaatkan senjata utama Le Pen, yakni biaya hidup. Dia mengatakan, upaya terbaik untuk mendapatkan daya beli adalah dengan memerangi pengangguran.
Macron membalas serangan Le Pen dengan menyinggung isu sensitif pula. Dia kembali mengingatkan publik atas kedekatan Le Pen dengan Kremlin.
Le Pen memang sempat mengungkap kekaguman terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia juga mendapatkan pinjaman untuk kampanye melalui bank Rusia pada 2017 lalu. Pun ketika Moskow mencaplok Semenanjung Krimea, Le Pen memberikan dukungannya.
"Anda bergantung pada kekuatan Rusia, Anda bergantung pada Putin. Anda mengambil pinjaman dari bank Rusia," ujar Macron.
"Banyak pilihan Anda dapat dijelaskan oleh ketergantungan ini. Anda membuat pilihan yang membatasi Anda secara politis," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Seiring debat memanas, Macron mencemooh Le Pen.
"Anda bercanda?" sindir Macron.
Le Pen menyangkal semua itu. Le Pen menekankan, dia adalah seorang wanita yang sepenuhnya bebas dan mandiri.
Kedua kandidat itu kerap menyela satu sama lain. Pada satu waktu, Le Pen mengeklaim akan meningkatkan kesejahteraan pemilih dengan memangkas PPN. Macron lalu menyebut proposal-proposal Le Pen bahkan tidak realistis.
"Apa yang Anda katakan tidak akurat," ujar Macron.
"Dan Anda tidak menanggapi apa pun dari komentar saya karena Anda tidak memiliki tanggapan," tuduh dia.
Para kandidat itu juga kerap tawar-menawar di belakang layar. Menjelang debat, mereka mempermasalahkan suhu ruangan hingga melempar koin untuk memutuskan urutan tema.
Pilpres Prancis kali ini menghadirkan dua visi yang berlawanan. Misalnya saja, Macron menawarkan platform liberal yang pro-Eropa.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, manifesto nasionalis Le Pen bergantung pada skeptisisme yang mendalam terhadap Eropa.