Macron Imbau Negara Barat Kurangi Andalkan Keamanannya pada NATO

23 Desember 2022 18:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Negara-negara anggota NATO disarankan mengurangi ketergantungannya pada aliansi militer pimpinan Amerika Serikat itu dalam menangani isu keamanan di negara masing-masing.
ADVERTISEMENT
Imbauan ini muncul di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang sudah memasuki bulan ke-10 dan kerentanan yang dialami Eropa usai invasi dimulai.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu (21/12) malam waktu setempat, usai bertolak dari KTT Timur Tengah yang diselenggarakan di Yordania.
Dalam keterangannya, Macron menyarankan negara-negara anggota NATO agar bisa menjadi lebih otonom secara strategis dan mengandalkan kemampuan militer dalam negerinya sendiri.
“Aliansi bukanlah sesuatu yang harus saya andalkan. Ini adalah sesuatu yang harus saya pilih, sesuatu yang saya kerjakan,” ujar Macron, seperti dikutip dari Russia Today.
“Kita harus memikirkan kembali otonomi strategis kita,” imbuhnya.
Macron kemudian mengindikasikan bahwa negara Barat harus mengurangi kebiasaan mengandalkan isu keamanan mereka terhadap NATO, khususnya Amerika Serikat — terutama di bidang teknologi dan kemampuan pertahanan.
ADVERTISEMENT
Namun, di saat bersamaan Macron pun menggarisbawahi bagaimanapun juga negara anggota NATO tidak boleh melepaskan diri dari aliansi itu atau mengembangkan alternatif blok militer baru.
Presiden Joe Biden berbicara selama konferensi pers di NATO setelah bertemu dengan sekutu tentang invasi Rusia ke Ukraina, di Brussels, Kamis, 24 Maret 2022. Foto: Evan Vucci/AP Photo
“Tidak ada arsitektur keamanan Eropa tanpa otonomi strategis, di dalam NATO dan dengan NATO, tetapi tidak bergantung pada NATO,” tuturnya.
Lebih lanjut, selain berbicara soal komitmen Prancis untuk senantiasa mendukung kedaulatan Ukraina, namun di saat bersamaan Macron juga menyinggung bagaimana pentingnya bagi NATO mempertimbangkan masalah keamanan Rusia itu sendiri.
“Ketika saya berbicara tentang jaminan, saya berbicara tentang semua negara ini, untuk kita, tetapi juga untuk Rusia,” ungkap Macron.
Pemimpin termuda di Prancis itu mengisyaratkan soal kekecewaan Moskow atas ekspansi yang dilakukan NATO ke kawasan Eropa Timur, sehingga secara langsung Barat dianggap telah melanggar Perjanjian Minsk.
ADVERTISEMENT
Kekecewaan ini merupakan salah satu argumen yang digunakan Moskow sebagai legitimasi untuk memulai operasi militer khususnya, namun dipandang tidak valid oleh Barat.
“Ini berarti bahwa salah satu poin penting yang harus kita atasi — seperti yang selalu dikatakan Presiden Putin — adalah ketakutan bahwa NATO datang sampai ke pintu-pintunya, dan pengerahan senjata yang dapat mengancam Rusia,” jelas Macron.
Selama ini, Macron telah berulang kali mengatakan bahwa satu-satunya jalan keluar dari konflik berkepanjangan antara Kiev dan Moskow adalah negosiasi — yang mana harus menghasilkan jaminan keamanan bagi semua pihak, termasuk Rusia.
Dan Macron menjadi salah satu dari sedikit pemimpin Barat yang memiliki pandangan demikian. Sehingga, pendiriannya yang lebih lunak terhadap Putin ini kerap menuai kritik dari Ukraina dan beberapa negara Barat lain seperti Polandia, Slovakia, dan anggota Uni Eropa.
ADVERTISEMENT