Macron Ingin Bentuk Koalisi Internasional Perangi Hamas seperti ISIS

25 Oktober 2023 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Prancis Emmanuel Macron ingin membangkitkan kembali koalisi internasional untuk memerangi Hamas di Jalur Gaza — seperti ketika menumpas jaringan ISIS di Irak dan Suriah 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
Macron tidak merinci bagaimana koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat dulu itu bakal terlibat. Tetapi para penasihatnya menyebut partisipasi koalisi tidak mewajibkan pengerahan pasukan ke medan tempur, melainkan bisa melalui saling berbagi intelijen.
Dikutip dari Reuters, gagasan Macron disampaikan dalam konferensi pers gabungan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, pada Selasa (24/10).
Seperti yang dilakukan banyak pemimpin Barat lainnya, kunjungan Macron ke Israel tak lain untuk menyatakan solidaritas — sekaligus menyelipkan upaya meredam konflik.
"Saya mengusulkan kepada mitra internasional kita bahwa kita harus membangun koalisi regional dan internasional untuk memerangi kelompok-kelompok teroris yang mengancam kita semua," kata Macron.
"Prancis siap untuk koalisi internasional melawan Daesh (ISIS) di mana kami ambil bagian dalam operasi di Irak dan Suriah untuk juga memerangi Hamas," tambahnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
Menyinggung soal pentingnya mencegah eskalasi konflik Israel dan Hamas, Macron mengatakan perang melawan Hamas harus secara 'tanpa belas kasihan', tetapi bukannya 'tanpa aturan'.
ADVERTISEMENT
Netanyahu, di sisi lain, tidak memberikan komentar langsung atas gagasan Macron. Namun, dia hanya menyatakan memerangi Hamas adalah 'pertempuran antara poros kejahatan dan dunia bebas'.
"Pertempuran ini bukan hanya milik kita sendiri — ini adalah pertempuran semua orang," kata Netanyahu singkat.
Gagasan Macron yang cenderung ambigu tersebut menuai berbagai respons dalam waktu singkat, hingga memicu Istana Elysee langsung mengeluarkan pernyataan klarifikasi.
Dalam keterangan resmi, para penasihat Macron dari Istana Elysee menyebut gagasan tersebut adalah ide yang terinspirasi dari koalisi dan tidak harus selalu melibatkan pasukan di medan tempur.
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
"Koalisi internasional melawan ISIS tidak membatasi diri pada operasi di lapangan, tetapi juga terlibat dalam pelatihan pasukan Irak, berbagi informasi antara mitra, dan perang melawan pendanaan terorisme," jelas pihak Istana Elysee.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain — dalam misi menjaga netralitas, Macron juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, Tepi Barat, dalam agenda kunjungannya ke Timur Tengah pekan ini.
Kepada Abbas, Macron mengatakan serangan Hamas tidak cuma menimbulkan trauma bagi Israel, tetapi justru pula kepada rakyat Palestina.
Macron pun menyerukan dukungannya terhadap two-state solution atas konflik Israel dan Palestina. "Nyawa seorang warga Palestina sama dengan nyawa seorang warga Prancis, dan sama dengan nyawa seorang warga Israel," ucap Macron.