Madam Arra, Dapat Rp 1 Juta per Jam dengan Baca Garis Tangan

2 Januari 2019 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ramalan Kartu Tarot. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ramalan Kartu Tarot. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berawal dari kebiasaan isengnya saat masa SMP, Primaswara Wijisayekti kini menjadi salah satu pembaca garis tangan terkemuka di Jakarta. Kliennya tak cuma orang kantoran, tetapi juga pebisnis hingga politikus.
ADVERTISEMENT
Tampilan wanita yang akrab disapa Madam Arra ini sama sekali tak menyeramkan, atau berpakaian serba hitam. Ia terlihat modis dengan celana jeans dengan tutup kepala khas peramal berwarna hijau.
Awal sekali, Madam Arra bercerita bagaimana ia bisa tertarik dengan ilmu membaca garis tangan. Kata dia, keunikan garis tangan jadi daya tarik tersendri.
“Terus gimana tahunya, dulu zaman SMP itu iseng aja ke temen-temen. Coba dong lihat tangan lu,” kenang Madam Arra saat ditemui di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (28/11).
Keisengan Madam Arra ternyata berlanjut. Meski sempat bergelut sebagai karyawan beberapa perusahaan terlebih dahulu, ia kemudian melabuhkan hatinya menjadi seorang yang bergelut di dunia membaca garis tangan.
ADVERTISEMENT
Tak cuma garis tangan, ia juga mengkombinasikan saran-saran ke kliennya dengan membaca tarot hingga tanda tangan.
“Lebih melihat ke karakter, itu related garis tangan dan tanda tangan. Baru setelahnya mengenal tarot. Jadi kalau ada klien biasanya saya kombinasiin,” ungkap dia.
Madam Arra, Peramal Garis Tangan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Madam Arra, Peramal Garis Tangan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Dari iseng-iseng itu, Madam Arra kemudian berpikir untuk lebih serius agar dari dunia membaca garis tangan ia bisa mendapat pundi-pundi uang. Sempat diremehkan, Madam Arra pun menyadari bahwa ia harus terus belajar dan menambah pengetahuannya soal dunia garis tangan.
“Sebenarnya garis tangan itu waktu iseng-iseng terus kemudian kok di dalam hati kayak sok tahu banget. Gue ngomong enggak ada faktanya, asal ngomong aja. Terus setelah itu saya baca bukunya, saya ikut workshopnya,” tutur Arra.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengikuti workshop, ia merasa apa yang ia punya (kemampuan membaca garis tangan) adalah pemberian Tuhan. Akan tetapi setelah dia belajar, bahkan hingga ke Ukraina, Madam Arra merasa makin berjodoh dengan dunia garis tangan.
Sejak itu, klien mulai berdatangan. Dalam sehari, Madam Arra bisa melayani dua sampai tiga orang untuk berkonsultasi.
“Terus habis itu oh ternyata di buku gini toh, di wokshop begitu toh. Misal saya ngelihat garis penunjang, bukan garis utama. Itu garis nasib. Pas awal saya baca, saya enggak tahu itu garis apa. Yang di tengah sini. Penamaan itu saya tahu dari buku-buku. Tapi sebelumnya saya udah kayak lihat, oh di kiri itu garis hubungan asmara. Eh ternyata itu benar garis cinta,” beber Madam Arra.
ADVERTISEMENT
“Jadi saya tahu dulu autodidak baru diamini buku,” sambungnya.
Garis telapak tagan manusia. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garis telapak tagan manusia. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Lalu, apakah pekerjaan membaca garis tangan ini menjanjikan?
“Rp 500.000 per setengah jam,” katanya.
Mereka yang datang berkonsultasi dengan Madam Arra biasanya memang punya berbagai masalah. Dari mulai soal bisnis, percintaan, hingga kesehatan.
Menariknya, Madam Arra mengaku, tak pernah memberikan saran wajib kepada kliennya. Ia hanya memberikan pandangan, keputusan selanjutnya ditambil oleh sang klien.
“Anda lemahnya di sini, kelebihannya di sini. Saya nunjukkin jalan aja bukan nentuin jalan. Yang nentuin mereka. Saya nunjukin yang kiri begini yang kanan begini,” imbuhnya.
Banyak cerita menarik yang didengar Madam Arra selama puluhan tahun menjadi pembaca garis tangan. Ia juga mengaku merasa senang apabila setelah berkonsultasi kepadanya, kliennya menjadi lebih baik.
Ilustrasi garis tangan. (Foto: Dok. Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi garis tangan. (Foto: Dok. Pixabay)
Madam Arra menjelaskan, biasanya klien yang datang kepadanya hanya sekali saja. Sebab, ia khawatir saran dan pandangannya akan menjadi pensugesti. Hal tersebut sangat ia hindari.
ADVERTISEMENT
“Yang menarik itu kalau ada yang datang itu punya perasaan twin flame (soulmate). Ada perasaan baru kenal sama dia, atau misal ketemu enggak sengaja tapi kok ngerasa udah kenal lama,” urainya.
Terlebih, jika si klien ternyata sudah punya pasangan dan tidak punya masalah dengan pasangannya tersebut.
“Mereka ini biasanya tinggal di benua yang berbeda. Saya bukan orang yang mudah men-judge tapi melihat masa lalunya gimana,” jelas Arra.
BIcara soal prestasi, nama Madam Arra juga tergolong mentereng. Ia beberapa kali menjadi juara kompetisi membaca garis tangan di berbagai belahan dunia.
“Aku terakhir menang di Thailand sama Ukraina. Yang di Thailand itu se-Asia aku dapat juara 1. Di Ukraina itu antardunia, aku peringkat 5,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, kompetisi tersebut sudah lumrah diadakan di dunia seperti kompetisi memasak dan sebagainya. Namun, di Indonesia sendiri hal seperti ini masih menjadi perdebatan.
“Itu mengasyikkan sih. Itu mungkin bagi sebagian orang takhayul tapi itu ada, alami dan bisa dipelajari. Balik lagi, yang kita tahu itu cuma sedikit dari ilmu Tuhan,” tutur Madam Arra.
Simak cerita lengkapnya konten sejarah edisi pekan ini dengan mengikuti topik 'Membaca Garis Tangan".
Madam Arra, Peramal Garis Tangan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Madam Arra, Peramal Garis Tangan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)