Mahasiswa Demo-Bakar Ban di Depan Kantor Gibran, Minta Jokowi Mundur

8 Februari 2024 19:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
Mahasiswa demo di Balai Kota Solo, Kamis (8/2).  Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa demo di Balai Kota Solo, Kamis (8/2). Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Soloraya (Sodara) menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Solo, Kamis (8/2).
ADVERTISEMENT
Balai kota tersebut adalah tempat Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berkantor.
Para mahasiswa mendesak Presiden Jokowi mundur karena telah membuat kegaduhan di tengah pesta demokrasi Pemilu 2024, dengan merusak konstitusi
Pantauan kumparan, massa mahasiswa tiba di balai kota pukul 15.30 WIB. Mereka datang membuat lingkaran dengan membentangkan sejumlah spanduk, yakni bertuliskan:
Rezim pengkhianat rakyat, maaf jalan ditutup sedang ada perbaikan reformasi, bansos diobral di mana-mana, mana arti sebuah negara.
Mahasiswa demo di Balai Kota Solo, Kamis (8/2). Foto: Dok. kumparan
Massa aksi juga meneriakkan Jokowi mundur. Selain itu, massa membakar ban dan polisi langsung memadamkannya. Suasana sempat tegang.
Polisi memadamkan api dari ban yang dibakar mahasiswa, Kamis (8/2). Foto: Dok. kumparan
Demo berlanjut dengan teatrikal Jokowi dan Gibran: Gibran meminta bantuan Jokowi agar mendapatkan jabatan cawapres lewat jalur MK.
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Soloraya (Sodara) menggelar aksi unjuk rasa di kantor plaza Balai Kota Kantor Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Kamis (8/2). Foto: Dok. kumparan
Demo dari mahasiswa HMI, GMNI, KAMMI, BEM Unisri, juga dari LSM dan ormas berakhir pukul 17.15 WIB bersamaan dengan hujan deras.
ADVERTISEMENT
Koordinator Aksi, Fierdha Abdullah Ali, mengatakan aksi unjuk rasa itu juga mengutuk aksi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Solo Raya Untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) yang ditemui Gibran.
"Kami melihat mereka (AMSR-UKB) justru condong mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Itu aksi gimmick," kata Fierdha.
“Ini aksi keprihatinan yang rusaknya demokrasi. Maka kami turun ke jalan pada hari ini untuk menjawab bahwa mahasiswa di Solo Raya tidak terkotakkan ke satu paslon. Mahasiswa di Solo Raya tetap independen," ujar Fierdha.