Mahasiswa Hong Kong Protes Kewajiban Pakai Bahasa Mandarin

29 Januari 2018 1:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Protes Mahasiswa di Hongkong (Foto: AFP/Philip Fong)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Protes Mahasiswa di Hongkong (Foto: AFP/Philip Fong)
ADVERTISEMENT
Ratusan mahasiswa Hong Kong memprotes kewajiban menggunakan bahasa Mandarin sebagai standar kelulusan. Peraturan ini dianggap sebagai langkah penjajahan China atas Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa lintas universitas berkumpul di Universitas Baptist pada Jumat (26/1) untuk memprotes kewajiban menggunakan bahasa Mandarin dalam ujian. Bahasa Mandarin jarang digunakan oleh warga Hong Kong yang menggunakan bahasa Kanton.
Kegeraman semakin menjadi ketika dua oknum mahasiswa bernama Andrew Chan dan Lau Tsz-kei diskors. Hukuman yang diterima Chan dan Lau akibat menyerang petugas sekolah itu, menjadi sebuah kekhawatiran bahwa kebebasan akademis di Hong Kong dibatasi oleh China. Bahkan mereka menganggap kebebasan secara keseluruhan berada di bawah ancaman.
"Tidak masalah bila kami telah diskors, tapi bagaimana jika ini terjadi pada kalian semua? Hentikan penindasan mahasiswa!" ujar Chan, dilansir AFP, Senin (29/1).
Lau, yang merupakan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Baptist juga mengakui kesalahannya yang sudah menyerang petugas.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya merasa sangat kecewa dengan keputusan universitas yang menghukum saya dan Chan. Saya tidak pernah berpikir mereka akan melakukan ini," kata Lau.
Chan dan Lau berada di antara 30 mahasiswa yang melakukan aksi selama delapan jam di Pusat Bahasa Universitas Baptist. Aksi dilakukan setelah 70 persen dari mahasiswa yang melakukan ujian kecakapan berbahasa Mandarin dinyatakan gagal.
Mahasiswa menyoroti kompleksitas pertanyaan dalam ujian dan menyebut bahwa penilaian yang dilakukan tidak transparan. Akan tetapi pihak universitas berdalih bahwa kemampuan bahasa Mandarin dapat meningkatkan prospek karier mahasiswa.