Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tuntut Divestasi dari Israel, Seperti Apa?

26 April 2024 15:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi unjuk rasa bela Palestina oleh mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Texas, Amerika, Rabu (24/4/2024). Foto: Nuri Vallbona/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Aksi unjuk rasa bela Palestina oleh mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Texas, Amerika, Rabu (24/4/2024). Foto: Nuri Vallbona/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa di Amerika Serikat yang terlibat dalam demonstrasi pro-Palestina pekan ini menegaskan bahwa aksi mereka bukan hanya sebagai bentuk protes, tetapi juga sebagai upaya untuk mewujudkan perdamaian dan keadilan di Gaza.
ADVERTISEMENT
Di kampus bergengsi Columbia University di New York, meskipun ada tuntutan untuk divestasi dari Israel dan memutuskan hubungan akademik dengan institusi di Israel, namun belum ada kesepakatan resmi dengan pihak administrasi kampus.
"Sejauh ini dari tuntutan itu, yang memang baru "terpenuhi" adalah transparansi dari kampus. Kampus sudah memastikan kalau dia akan transparansi, tapi untuk tuntutan yang lainnya seperti divest, memutuskan hubungan dengan institusi pendidikan di Israel, dan no policing, dan no land grabbing, kita belum dengar apa-apa," ungkap Faiz Eckmal, mahasiswa Indonesia di Columbia University, dalam perbincangan dengan kumparan, Jumat (26/4).
Para mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi pro-Palestina mengaku tetap bertekad untuk melanjutkan aksi sampai tuntutan mereka dipenuhi. Tuntutan utama mahasiswa di berbagai kampus adalah divestasi dari Israel.
Aksi demo pro-Palestina di kampus Harvard, Selasa (22/4/2024). Foto: Joseph Prezioso / AFP
ADVERTISEMENT
Tapi, seperti apa kampanye divestasi dalam aksi kali ini?
Di Columbia, mahasiswa menuntut universitas menghentikan investasi langsungnya pada perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di atau dengan Israel. Di antaranya Amazon dan Google yang memiliki kontrak senilai USD1,2 miliar dengan pemerintah Israel. Microsoft, layanannya digunakan oleh Kementerian Pertahanan Israel dan pemerintahan sipil Israel.
Mahasiswa di University of California, Berkeley, juga menyerukan divestasi Israel secara menyeluruh, seperti halnya kelompok mahasiswa di New York University.
Kelompok lain, seperti Koalisi Keadilan Endowment University of Yale dan kelompok mahasiswa di Cornell University, mendorong para administrator untuk menghentikan investasi pada produsen senjata secara khusus.
Beberapa penyelenggara kampus menggabungkan tuntutan divestasi bahan bakar fosil, yang telah menjadi target populer aktivisme kampus selama dekade terakhir, dan divestasi akibat perang di Gaza.
Pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di depan Sproul Hall saat melakukan protes di kampus UC Berkeley di Berkeley, California, pada Senin, 22 April 2024. Foto: Jose Carlos Fajardo/Grup Berita Bay Area melalui AP

Dari Aphartheid hingga BDS

Namun, sejarah gerakan divestasi ini tidaklah singkat. Dikutip dari Guardian, sejak tahun 1965, aktivis mahasiswa di AS telah berhasil menekan institusi-institusi mereka untuk memutuskan hubungan keuangan dengan rezim apartheid di Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Gerakan ini bahkan menjadi inspirasi bagi gerakan lebih besar, seperti kampanye boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) yang ditujukan kepada Israel karena perlakuan terhadap warga Palestina.
Ilustrasi demo boikot Israel. Foto: Devi Rahman/AFP
Meskipun demikian, upaya untuk mendorong divestasi dari Israel di AS belum mencapai kesuksesan yang signifikan. Meskipun beberapa resolusi di universitas-universitas telah diputuskan, belum ada komitmen resmi untuk divestasi dari Israel.
Situasi Demo Mahasiswa Pro-Palestina Columbia University, Jumat (26/4/2024). Foto: Aistyara Charmita
Tetapi, para pendukung divestasi optimistis. Mereka percaya bahwa gerakan mereka telah membangkitkan kesadaran tentang isu-isu penting ini, seperti yang terjadi dengan gerakan divestasi bahan bakar fosil yang telah berhasil mempengaruhi kebijakan di sekitar 250 institusi pendidikan di AS.
ADVERTISEMENT
Sementara para aktivis terus berjuang, diskusi dan aksi terus berlanjut di berbagai kampus. Tantangan ini adalah bagian dari sejarah gerakan mahasiswa yang panjang dan berpengaruh di AS. Suara mahasiswa telah terbukti mampu mempengaruhi perubahan dalam kebijakan.