Mahasiswa UI Minta Banding UKT dari Rp 7,5 Juta ke Rp 3 Juta, Ditolak 3 Kali

15 Mei 2024 18:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Universitas Indonesia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Universitas Indonesia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Uang kuliah tunggal (UKT) mahal di beberapa kampus tengah menjadi sorotan. Kemedikbudristek pun sempat angkat bicara soal hal ini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, persoalan UKT mahal tetap diatur. Sebab, biaya di Perguruan Tinggi memang tak bisa digratiskan. Alasannya, ia bukan merupakan program wajib belajar.
Para mahasiswa dari berbagai daerah yang mengkritik persoalan tersebut merasa kampus tak adil. Ada mahasiswa dari keluarga tak mampu, tapi UKT-nya besar. Hal sebaliknya bisa juga terjadi.
Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Indonesia, Ikhsan (bukan nama sebenarnya), ikut menceritakan pengalaman soal pembayaran UKT yang cukup mahal baginya. Ikhsan masuk kuliah di UI tahun 2023, ia merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara.
Ayahnya adalah seorang pensiunan karyawan swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Penghasilan bulanan keluarga Ikhsan sangat bergantung pada kakak keduanya yang memiliki gaji tetap.
Ilustrasi suasana Ospek UI di Balairung. Foto: Dok. Istimewa
Untuk membantu keluarganya, Ikhsan berinisiatif mengajukan banding kepada pihak fakultas. Dari yang sebelumnya UKT Rp 7,5 juta menjadi Rp 3 juta.
ADVERTISEMENT
“Gua angkatan 2023 di FIB, gua dapet UKT 7,5 juta. Di Februari 2024, awal semester 2 gua mengajukan banding UKT ke Rp 3 juta. Tapi ternyata hasil penetapannya bilang kalau UKT gua sudah final, UKT gua gak dapat penurunan dan tetap 7,5 Juta,” jelas Ikhsan, Rabu (15/5).
Sebelumnya, ia menceritakan bahwa saat awal semester dia tidak mengajukan banding UKT langsung, tetapi baru mengajukan banding di awal Semester 2.
Setelah mengajukan banding di awal Februari 2024, ia terus meminta kepastian kepada pihak humas fakultas terkait via e-mail. Namun, selama 3 kali meminta hasil evaluasi keringanan UKT, Ikhsan hanya mendapat balasan bahwa penetapan final UKT diundur.
“Jadi selama bulan Februari itu gua minta konfirmasi (soal hasil banding UKT) ke pihak humas sebanyak 3 kali via email. Tapi balasan email humas, penetapan UKT-nya diundur. Akhir Februari baru dibalas kalau UKT-nya udah final (tetap Rp 7,5 juta), cuman ditawarin buat bisa dicicil aja," ujar Ikhsan.
ADVERTISEMENT
Persoalan UKT mahal di beberapa kalangan teman-teman Ikhsan ternyata juga dibahas. Ia juga menilai UKT yang ditetapkan kepada jurusannya cukup besar dibandingkan dengan jurusan lain di FIB.
"Gua gak tau sih lebih banyak bandingnya yang ditolak atau diterima, ada satu temen gua yang banding UKT-nya diterima, tapi cuman turun Rp 1 juta. Bahkan, ada juga anak SIMAK (ujian mandiri UI) reguler, UKT-nya sampai Rp 15 juta," tutur Ikhsan.