Mahasiswa UNS Pembunuh Wanita Hamil di Gunungkidul Terancam Hukuman Mati

17 November 2022 14:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
Tampang dua pelaku pembunuhan seorang wanita hamil berinisial RN (25) asal Purworejo, Jawa Tengah di Pantai Ngrawe, Gunungkidul. Dua tersangka adalah ERW (24) dan AA (37) asal Sukoharjo, Jawa Tengah telah ditangkap Polres Gunungkidul, Kamis (17/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tampang dua pelaku pembunuhan seorang wanita hamil berinisial RN (25) asal Purworejo, Jawa Tengah di Pantai Ngrawe, Gunungkidul. Dua tersangka adalah ERW (24) dan AA (37) asal Sukoharjo, Jawa Tengah telah ditangkap Polres Gunungkidul, Kamis (17/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi menetapkan ERW (24) sebagai tersangka kasus pembunuhan wanita hamil berinisial RN (25) asal Purworejo, Jawa Tengah yang mayatnya ditemukan di Pantai Ngrawe, Gunungkidul. Mahasiswa Universitas Sebelas maret (UNS) Solo itu pun terancam pidana hukuman mati.
ADVERTISEMENT
Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri mengatakan, selain ERW, rekan pelaku AA (37) juga dijerat dengan Pasal 340 dan 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati, seumur hidup, atau paling lama 20 tahun penjara.
"Memang direncanakan bersamaan. Kalau katanya nggak ada imbalan. Ikhlas tulus. Jadi karena AA terlibat skenario awal maka kita kenakan pasal yang sama," kata Edy di Mapolres Gunungkidul, Kamis (17/11).
Edy menuturkan, dari pengakuan tersangka ERW, dia kenal dengan korban sejak magang. Kebetulan keduanya juga berasal dari kampus yang sama tapi beda jurusan.
"Pelaku ERW mahasiswa asal (alamat rumahnya) Sukoharjo. Pelaku dan korban sama-sama kuliah di UNS kemudian berjumpa di saat magang di SMK. Prodinya beda tapi tempat magangnya sama di SMK jumpa saat di semester 7 tahun 2019," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Korban diketahui lulus terlebih dahulu dan tidak kembali ke Purworejo. Korban memilih bekerja di Solo. Sementara itu, pelaku ERW mengaku hanya berteman dengan RN. Tapi, korban diketahui mengandung anak dari pelaku ERW.
"Sudah berteman 2019 TTM-lah. Tidak ada hubungan percintaan (pacaran) menurut dia (pelaku)," imbuhnya.
Lantaran korban hamil, lanjut Edy, pelaku yang tak mau bertanggung jawab meminta korban untuk menggugurkan kandungan. Namun, korban menolak. Korban bahkan merawat kandungannya hingga 28 minggu atau 7 bulan.
Korban juga diketahui selalu rutin memeriksakan kandungannya ke dokter. Ini dibuktikan dengan hasik USG yang ditemukan polisi.
"RN mencintai bayinya. USG secara rutin padahal gajinya sedikit. Periksa rutin, beli vitamin hamil anaknya," ungkapnya.
Pelaku Merencanakan Pembunuhan Karena Korban Menolak Mengugurkan Kandungannya
Tampang dua pelaku pembunuhan seorang wanita hamil berinisial RN (25) asal Purworejo, Jawa Tengah di Pantai Ngrawe, Gunungkidul. Dua tersangka adalah ERW (24) dan AA (37) asal Sukoharjo, Jawa Tengah telah ditangkap Polres Gunungkidul, Kamis (17/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Rencana pembunuhan ini telah ada sejak akhir September lalu. Pelaku sempat berencana mengeksekusi korban di Gunung Kawi, Jawa Timur. Kemudian korban juga sempat dibawa ke sejumlah dukun.
ADVERTISEMENT
"Sebelumnya sudah akhir September. Pertama diajak ke Gunung Kawi. Korban juga sempat diajak ke dukun-dukun katanya supaya cari keselamatan, cari doa. Padahal si pelaku niatnya mau menggugurkan kandungan," ujar Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro.
"Karena RN tidak mau. Buktinya ada RN mempertahankan hubungan ini karena vitamin kehamilan lengkap bukti dia periksa dokter juga ada," bebernya.
Dewo menuturkan, pada Minggu (13/11) pelaku lantas merencanakan pembunuhan dengan mengajak rekannya berinisial AA (37) yang juga teman dan tetangga pelaku.
"Memang direncanakan bersamaan. Kalau katanya nggak ada imbalan. Ikhlas tulus. Jadi karena AA terlibat skenario awal maka kita kenakan pasal yang sama," imbuhnya.
Kemudian pada Senin (14/11) ketiganya berangkat ke pantai di Gunungkidul menggunakan mobil Honda Brio rentalan. Alasan pelaku mengajak korban saat itu adalah untuk menjalani ritual kesehatan di pantai.
ADVERTISEMENT
Rencana pembunuhan ini sebenarnya tidak akan dilaksanakan di Pantai Kukup. Namun, karena lokasi lain yang sempat dikunjungi pelaku ternyata ada orang dan banjir. Akhirnya, rekan pelaku AA mengajak ke Pantai Kukup. Saat itu pada pukul 00.30 hari Selasa (15/11).
Saat ritual itu, korban diminta untuk telanjang. Setelahnya, pelaku ERW sempat berupaya mendorong korban dari tebing saat itu tapi gagal. Saat itu korban hanya mengatakan "kok ngene mas (kok begini mas)".
Saat modus ritual itu pula, pelaku ERW sempat hendak menyetubuhi korban terlebih dahulu tetapi saat itu urung dilakukan. Kemungkinan, pelaku tak berhasrat karena di pikirannya sudah muncul rencana membunuh.
Pembunuhan kemudian dilakukan dengan cara membekap korban. Saat itu korban sempat memberontak. Hal itu membuat pelaku meminta bantuan rekannya AA untuk memegangi korban. Di saat pembunuhan itu pelaku AA juga sempat melecehkan korban.
ADVERTISEMENT
"Korban ini dibekap badannya terjatuh permukaan dibantu pelaku AA bersama-sama proses pembunuhan. ERW membekap dan satunya (AA) memegang. Saat memegang itu sambil melecehkan juga," kata Dewo.
Dewo menjelaskan kemungkinan korban belum meninggal dunia saat dibekap. Ketika korban lemas, tubuhnya kemudian digulingkan ke laut oleh pelaku.
"Kita tidak bilang meninggal atau nggak. Hasil otopsi ada cairan di paru-paru. Kemungkinan saat dibunuh itu belum sepenuhnya meninggal masih mungkin cuma lemas. Dan pelaku sendiri mengatakan mungkin masih mendengar napas," katanya.
"Ada lagi upaya pelaku pada saat ngangkat itu kan ada kaya tangga gitu sengaja badannya (korban) diturunkan supaya kepala terbentur gitu," katanya.
Jasad korban kemudian ditemukan di Pantai Ngrawe pada Selasa (15/11). Hasil penyelidikan polisi menunjukkan bahwa ketiganya sempat makan di warung bakmi jawa di Tanjungsari. Dari hasil CCTV SMP 1 Tanjungsari dapat diketahui identitas mobil rental yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Humas UNS, Haryono, saat dimintai konfirmasi soal mahasiwanya mengatakan masih melakukan pengecekan.
"Tunggu ya, baru dicarikan data-data," ucap Haryono.