Mahasiswa USU yang Viral karena 'Dosen Minta Maaf' Diberi Motor usai Skripsi

1 Februari 2021 20:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurul usai menerima hadiah sepeda motor usai mengikuti sidang meja hijau. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Nurul usai menerima hadiah sepeda motor usai mengikuti sidang meja hijau. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) yang viral karena permintaan maafnya ke dosen diberikan hadiah sepeda motor. Barang itu diterima Nurul Hasanah (25) usai menyelesaikan sidang skripsi pada Senin (1/2).
ADVERTISEMENT
Nurul dinyatakan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. “(Saya) Mendapatkan nilai sangat memuaskan kata penguji, Alhamdulillah,” ujar Nurul, kepada wartawan, Senin (1/2).
Selain itu, ia juga mendapatkan hadiah sepeda motor yang diberikan oleh Rektor USU, Muryanto Amin. “Alhamdulillah sangat senang sekali diberikan (sepeda motor). Makasih banyak Pak Rektor USU, khususnya dan semua kalangan. Saya sangat nggak menyangka," tambahnya.
Ia mengatakan, sepeda motor itu rencananya akan ia gunakan untuk aktivitas sehari-hari.
“Setelah tamat, kan mesti cari kerja atau untuk mengajar gitu kan, yang pasti (ada) efisiensi waktu dengan adanya sepeda motor ini,” ujarnya.
Sementara itu, Muryanto mengatakan, sepeda motor itu merupakan hadiah untuk Nurul yang viral di medi sosial. “Sehingga ada seorang tergerak memberikan bantuan, hamba allah. Digerakkan Allah memberikan bantuan,” ujarnya .
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, apa yang menimpa Nurul akan menjadi pelajaran bagi institusinya terutama soal pendataan mahasiswa yang mengalami kesulitan, agar segera mendapat bantuan.
“Kita akan cari jalan keluar bagi mahasiswa yang memiliki (kendala) biaya kuliah. Rutin tetap kita cari bapak asuh, kita lakukan itu perlu ke depannya,” pungkasnya.
Nurul menjadi viral setelah dosennya, Syafruddin Pohan, mengunggah tulisan berjudul “Maafkan Bapak, Nak” di akun Facebook.
Dalam postingannya, Pohan awalnya sempat merasa dikerjai oleh mahasiswinya itu karena tidak menempati janji dalam mengumpulkan tugas kuliah pada Selasa (19/1). Padahal dia sudah menunggu Nurul di kampus sejak lama.
“Dia WA saya minta maaf karena, katanya, di rental pengetikan dan penjilidan mati lampu. Wah ini modus, pikir saya lama-lama. Sering model (mahasiswa) seperti ini, terjadi di kalangan mahasiswa, beraneka macam dalih kepada dosennya,” tulis Pohan di akun Facebooknya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, karena terlalu lama menunggu Pohan pulang ke rumahnya di Kecamatan Medan Selayang. Ternyata saat dia di rumah, Nurul kembali menghubunginya.
"Dia kembali WA (WhatsApp), katanya dia mau mengantarkan tugasnya ke rumah saya. Biasanya, orang zaman now minta alamat agak canggih, mereka minta kirim shareloc. Tapi Nurul minta alamat saja," ujarnya.
Setelah menunggu setengah jam, Nurul tak kunjung tiba. Pohan merasa letih akhirnya rebahan karena lelah usai seharian beraktivitas di kampus.
“Saya tidur terlelap, sampai akhirnya istri bilang ada mahasiswa datang. Sungguh mata masih terpejam, tapi sayup terdengar ‘Ayah bangunlah jumpai sebentar. Ada mahasiswanya menunggu, dia naik sepeda', kata istri saya,” ujar Pohan.
Pohan kemudian bangkit dari tidur dan melongok ke luar. Ternyata benar Nurul yang datang dengan menuntun sepedanya.
ADVERTISEMENT
“Gerbang (lalu) saya buka dan memintanya untuk masuk ke rumah. Nurul tinggal di Kecamatan Tembung. Butuh waktu sekitar 1,5 jam, baru sampai ke rumah saya,” ujarnya.
Dari pertemuan itu, Nurul menjelaskan alasannya terlambat mengumpulkan tugas. Nurul berkisah sejak kelas 4 SD, dia sudah menjadi anak yatim. Ayahnya meninggal karena penyakit diabetes.
“Beberapa tahun berselang ibunya meninggal karena kanker. Jadilah Nurul yatim piatu dan tinggal bersama keluarganya se-ayah dan se-ibu,” tulis Pohan.
Karena kondisi ekonominya yang lemah itu, Nurul mencari penghasilan tambahan dengan mengajar mengaji di kampungnya.