Mahasiswi AS Keturunan Vietnam Jadi Korban Rasialisme Usai Diminta Ganti Nama

22 Juni 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah demonstran memegang papan saat aksi protes atas kematian George Floyd, di London, Inggris. Foto: Christian Radnedge/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah demonstran memegang papan saat aksi protes atas kematian George Floyd, di London, Inggris. Foto: Christian Radnedge/REUTERS
ADVERTISEMENT
Mahasiswi Amerika Serikat keturunan Vietnam, Phuc Bui Diem Nguyen, menjadi korban rasialisme usai diminta mengganti namanya agar lebih terdengar ‘Inggris’. Hal itu menyusul permintaan dari dosen trigonometrinya yang menilai nama Phuc sulit diucapkan.
ADVERTISEMENT
Phuc merupakan mahasiswi baru di Laney College di Oakland, California. Dia baru menjalani hari keduanya berkuliah melalui Zoom ketika dosennya, Matthew Hubbard, menyinggung pelafalan namanya.
“Saya tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya. Saya terkejut ketika itu. Jadi saya mencari artinya (anglicize/membuat nama terdengar lebih ‘Inggris'). Saya tidak tahu artinya sehingga meminta teman baik saya bertanya ke dosen tentang artinya,” ujar Phuc seperti dikutip ABC7, Senin (22/6).
“Mereka bermasalah dengan melafazkan nama saya, tetapi mereka kemudian bertanya kepada saya bagaimana mengucapkannya,” lanjutnya.
Atas insiden itu, Phuc mengirimkan email kepada sang dosen. Dia menilai bahwa permintaannya untuk mengganti nama merupakan tindakan diskriminasi dan meminta untuk tetap menggunakan nama lahirnya.
ADVERTISEMENT
Hubbard merespons email tersebut dengan menuliskan bahwa mengganti namanya merupakan langkah untuk menghindari rasa malu dirinya dan orang lain ketika melafazkan namanya.
“Saya paham kamu tersinggung, tapi kamu harus mengerti nama kamu terkesan menyinggung dalam bahasa saya,” tulis Hubbard.
Permasalahan itu kemudian direspons pihak kampus dengan menilai tindakan Hubbard sebagai rasialis dan telah memberikan sanksi dibebastugaskan sementara, meski tak menyebut nama Hubbard secara langsung.
“Insiden ini jelas-jelas mengganggu dan terjadi setelah kami mendiskusikan dan bekerja keras untuk melawan rasialisme, xenophobia, dan kekerasan terhadap komunitas kulit hitam dan Asia Pasifik. Kami tidak mentoleransi rasialisme, diskriminasi atau serangan dalam bentuk apa pun. Kami menyikapi hal ini dengan serius dan menginvestigasi dosen yang bersangkutan,” kata Presiden Laney College, Tammeil Gilkerson.
ADVERTISEMENT
Phuc mengaku telah berbicara dengan Gilkerson pekan lalu dan merasa puas dengan respons pihak universitas. Menurutnya, ia akan tetap menggunakan nama pemberian orang tuanya tersebut yang berarti kebahagian dan keberkahan dalam Bahasa Vietnam.
“Orang-orang tidak perlu malu dengan nama mereka dan malah harusnya bangga. Saya berharap mereka akan merasa nyaman menggunakan nama asli,” tandasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.