Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Mahathir Mohamad, Si Jagoan Tua yang Tidak Pernah Kalah Pemilu
10 Mei 2018 10:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Barisan Nasional (BN) selama Malaysia merdeka 61 tahun lalu memang tidak pernah kalah pemilu, setidaknya hingga pemilu tahun ini. BN bertekuk lutut di hadapan Mahathir Mohamad , tokoh politik yang juga tak terkalahkan setiap kali berada di gelanggang.
ADVERTISEMENT
Mahathir yang baru saja bergabung dengan koalisi pimpinan keluarga Anwar Ibrahim, mantan rivalnya, memenangkan perolehan kursi pada pemilu Rabu (9/5). Dengan kemenangan koalisi Pakatan Harapan (PH) ini, Mahathir akan menjadi pemimpin tertua di dunia.
Kubu Mahathir memenangkan 113 dari 222 kursi di parlemen. Sementara koalisi BN pimpinan petahana Najib Razak hanya mendapatkan 79 kursi.
Pernah menjabat Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun, Mahathir sekalipun tidak pernah terkalahkan dalam pemilu. Kehadiran Mahathir mengantarkan PH menjadi oposisi pertama Malaysia yang berhasil mengalahkan BN.
"Ya, ya, saya masih hidup," kata pria berusia 92 tahun ini dalam klaim kemenangannya pada pemilu, Kamis (10/5), seperti dikutip Reuters.
Selama memimpin Malaysia, Mahathir memang diterpa badai kritikan, disebut otoriter, dan intoleran terhadap suara-suara pembangkangan. Lebih dari 100 politisi, akademisi, dan aktivis politik yang menentang Mahathir dipenjara tanpa proses pengadilan, berdasarkan undang-undang keamanan dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Oleh George Soros dia disebut "jahat terhadap negaranya", dibalas oleh Mahathir dengan mengatakan ahli keuangan Amerika Serikat itu "moron" pada krisis finansial Asia 1998.
Pria yang dijuluki Dr M ini juga terkenal akan perselisihannya dengan Lee Kuan Yew, pemimpin Singapura kala itu. Namun di bawah kepemimpinannya, Malaysia bangkit menjadi salah satu negara industri modern di Asia.
Jembatan-jembatan dan enam jalur jalan tol di seantero Malaysia dibangun di kepemimpinannya, dan salah satu gedung tertinggi di dunia, Petronas berlantai 88, didirikan di Kuala Lumpur. Mahathir lantas dijuluki "Bapak Malaysia Modern".
Pada 1998, kepemimpinannya diterpa krisis ekonomi dan politik dengan hengkangnya wakilnya, Anwar Ibrahim, yang langsung membentuk kekuatan oposisi. Mahathir menentang usulan IMF untuk mengendalikan mata uang untuk menyelamatkan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Anwar tidak lama kemudian dipenjara atas tuduhan sodomi. Di pemerintahan Najib, Anwar dipenjara lagi atas tuduhan yang sama.
Mahathir mendukung Najib Razak untuk menjadi Perdana Menteri pada 2009. Namun pada 2015, suara Mahathir yang masih lantang walau usianya hampir seabad kembali terdengar, mengecam Najib yang dituding korupsi miliaran dolar AS dana lembaga investasi negara 1MDB.
Kembali terpilih Perdana Menteri Malaysia, Mahathir di masa senjanya berdiri bersama kubu Anwar di satu bendera koalisi. Berjanji membenahi Malaysia dan mengusut tuntas kasus 1MDB, Mahathir mengklaim dia bukanlah pemimpin yang dulu.
Dalam tulisannya Januari silam, mahathir mengakui dirinya otoriter dalam memimpin negara selama dua dekade.
"Sekarang saya sadar. Sebagai Perdana Menteri Malaysia saya disebut sebagai diktator. Banyak hal yang saya lakukan saat itu adalah tipikal diktator," tulis Mahathir.
ADVERTISEMENT