Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
TGPF Intan Jaya telah merampungkan investigasi terkait penembakan 2 kasus penembakan. Salah satu fokus mereka adalah mencari kebenaran terkait peristiwa penembakan pendeta Yeremias Zanambani, pada 19 September 2020.
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD telah membaca laporan dari TGPF, dan membuka dugaan kemungkinan pihak ketiga yang terlibat.
"Pihak ketiga itu teorinya konspirasi saja, itu KKB yang membunuh itu nanti dituduhkan ke aparat, itu teori konspirasinya. Nah itu makanya tim ini ada kemungkinan itu, tapi nanti lihat rangkaian fakta yang ditemukan di buku ini itu seperti apa, dan akan ditindaklanjuti," kata Mahfud dalam konferensi pers secara daring di Menkopolhukam, Rabu (21/10).
Salah satu kesimpulan dalam hasil investigasi TGPF Intan Jaya, yakni dugaan keterlibatan aparat dalam kasus penembakan pendeta Yeremia. Meski, ada juga kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga.
Mahfud mengemukakan dugaan karena tidak ada satupun saksi mata yang ada di lapangan pada saat penembakan berlangsung. Bahkan tim TGPF hanya bisa menemui istri dari pendeta.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini belum ada saksi mata yang melihat langsung kejadian. Yang ada sang istri menunggu suami enggak pulang-pulang dan ngecek ke kandang babi dan menemukan peristiwa itu," kata ketua TGPF, Benny Mamoto di saat yang sama.
Dugaan konspirasi juga muncul, karena TGPF sempat dihujani tembakan oleh KKB Papua sesaat setelah tim investigasi selesai bekerja di Hitadipa. Hal ini menyebabkan, seorang anggota TGPF Bambang Purwoko tertembak dan sempat dirawat di rumah sakit.