Mahfud MD: Ide Vaksin Berbayar karena Ledakan Varian Delta, Vaksinator Kurang

17 Juli 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD saat konferensi pers terkait revisi UU ITE, Selasa (8/6).
 Foto: Humas Kemenko Polhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD saat konferensi pers terkait revisi UU ITE, Selasa (8/6). Foto: Humas Kemenko Polhukam
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam, Mahfud MD, berbicara mengenai awal mula gagasan vaksin COVID-19 berbayar bagi individu hingga akhirnya dibatalkan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Mahfud menyatakan, ide vaksin berbayar muncul lantaran ledakan kasus corona imbas meluasnya varian Delta. Rakyat kemudian berbondong-bondong ikut vaksinasi, tetapi vaksinator kurang.
"Semula ide vaksin berbayar muncul karena ledakan COVID varian Delta. Pemerintah menggencarkan vaksinasi, vaksin ada tapi tenaga vaksinator tidak cukup. Terjadi antrean rakyat," ujar Mahfud dikutip dari akun Twitternya, Sabtu (17/7).
Mahfud menyebut, kondisi itu semula membuat TNI, Polri, dan BIN turun tangan merekrut dan melatih vaksinator tambahan agar vaksinasi berjalan cepat.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Sinovac kepada warga saat mobil vaksin keliling singgah di Kantor Kelurahan Cipedak, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
"Tapi tetap banyak yang tak terlayani, banyak yang sudah antre tapi tak bisa terlayani saking banyaknya. Muncul ide dari swasta yang akan membelikan untuk karyawannya dan menyelenggarakan vaksinasi sendiri," ucapnya.
Kurangnya vaksinator meski sudah direkrut TNI, Polri, dan BIN, memunculkan gagasan melibatkan swasta. Tetapi munculnya protes keras pada akhirnya membuat Jokowi membatalkannya.
ADVERTISEMENT
"Idenya swasta akan memvaksinasi dan mencetak vaksinator sendiri agar industri dan sektor-sektor esensial bisa bekerja. Pelaksanaannya tidak menggunakan APBN dan vaksin Pemerintah. Tapi timbul reaksi penolakan yang keras. Menampung aspirasi itu, Presiden melarang program vaksinasi berbayar," tutupnya.