Mahfud MD Klarifikasi soal Penemuan Obat COVID-19 Setelah Bertapa 40 Hari

1 Agustus 2021 10:30 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD saat konferensi pers terkait revisi UU ITE, Selasa (8/6).
 Foto: Humas Kemenko Polhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD saat konferensi pers terkait revisi UU ITE, Selasa (8/6). Foto: Humas Kemenko Polhukam
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menkopulhukam Mahfud MD mengklarifikasi dirinya tidak pernah melapor kepada Presiden Jokowi bahwa ada obat yang diklaim masyarakat ampuh menyembuhkan pasien COVID-19. Hal ini diterangkan Mahfud di akun Twitternya dalam rangka menjawab sejumlah kesalahpahaman yang beredar terkait obat COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Di bawah ini persisnya statement saya di depan tokoh agama (Walubi, PHDI, MATAKIN) tentang adanya orang yang mengaku menemukan obat COVID-19 setelah bertapa 40 hari,” unggahannya bersama cuplikan video pernyataan yang dimaksud dikutip Minggu (1/8).
“Jadi bukan saya melapor kepada Presiden tentang adanya obat itu, tapi ada orang minta diajak menghadap Presiden untuk presentasi tentang temuannya,” imbuh dia.
Sebelumnya, pertemuan bersama tokoh agama dihadiri Mahfud secara virtual pada Sabtu (31/7) kemarin. Dalam kesempatan itu, ia membahas sejumlah hal terkait COVID-19, termasuk pentingnya memberikan ketenangan bagi warga khususnya yang ada di pinggir kota.
Ia juga menceritakan warga sering mendapat ketenangan dari obat penyembuh atau pencegahan COVID-19 tradisional menurut kepercayaan agama, adat, misalnya campuran air kelapa yang didoakan oleh kiai.
ADVERTISEMENT
Adapun ada laporan warga soal penemuan obat COVID-19 setelah bertapa 40 hari adalah salah satu hal yang dicontohkan Mahfud.
“Saya dapat banyak [laporan] sehari, ada obat ini, hasil bertapa 40 hari, [lalu] katanya [dia] mau menghadap Presiden untuk presentasi, sudah dicoba orang sekampung sembuh semua. Padahal, sekampung itu memang belum ada COVID,” kata Mahfud kemarin.
“Tapi di situ ketenangannya. Jadi penting membuat masyarakat tenang dan taat terhadap pola hidup sehat itu diatur. 50%-nya itu ya pengobatan, prokes, dan sebagainya. Ketenangan itu dibangun dari sudut pendekatan agama, adat dan kearifan lokal,” imbuh dia.