Mahfud MD Kutip Ibnu Rusyd: Pintu Kesembuhan adalah Sabar dan Doa

25 Juli 2021 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD saat menerima audiensi Forum Kepala Daerah se-Tanah Tabi dan Sairei (FORKADA) Provinsi Papua di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Foto: Humas Kemenkopolhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD saat menerima audiensi Forum Kepala Daerah se-Tanah Tabi dan Sairei (FORKADA) Provinsi Papua di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Foto: Humas Kemenkopolhukam
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, pandemi COVID-19 berkepanjangan membuat banyak masyarakat mengalami ketakutan. Ia mengatakan, masalah ini menjadi tantangan bersama yang harus diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Mahfud MD kemudian meminta seluruh pihak tetap tenang dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Eks Ketua MK itu kemudian mengutip pernyataan dari seorang filsuf yang bernama Ibnu Rusyd.
"Masyarakat ini suka dihadapkan pada suasana takut. Jadi kita yang harus membuat hati masyarakat tenang," kata Mahfud MD dalam agenda Silaturahmi dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, dan Pimpinan Agama se-Jawa Barat secara virtual, Minggu (25/7).
"Karena kata Ibnu Rusyd mengatakan, bahwa kesembuhan itu separuh diberikan oleh ketenangan. Kepanikan itu separuh dari penyakit. Pintu kesembuhan adalah sabar dan doa," tambahnya.
Mahfud juga meminta bantuan dari tokoh agama dan masyarakat agar bisa menenangkan masyarakat.
"Nah inilah tugas kIta sekarang untuk membangun ketenangan di tengah-tengah masyarakat ini," kata Mahfud.
Warga antre mengikuti vaksinasi COVID-19 di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (22/7). Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Sejauh ini, Mahfud memastikan pemerintah terus berupaya menangani pandemi ini dengan semaksimal mungkin meski ada perbedaan pendapat dari pihak tertentu.
ADVERTISEMENT
"Dalam situasi seperti ini pemerintah segala daya dan upaya sudah terus berupaya menangani COVID-19 namun tidak. Semua kebijakan bisa diterima oleh masyarakat," ujarnya.
Walau ada perbedaan pendapat, Mahfud menyadari hal itu merupakan hal yang biasa.
"Karena ada yang setuju ini, setuju itu dan dokter ini bilang enggak perlu ini, dokter yang satu harus. Dokter sendiri saling bertentangan ya biasa manusia," pungkasnya.