Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Mahfud MD: Orang Golput, Orang yang Merugi
25 Januari 2019 23:17 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Setiap kali pemilu selalu dihadapkan pada pemilih yang golput. Karena itu, KPU terus berupaya untuk menekan angka golput.
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan, angka golput memang terus menurun dari tahun ke tahun. Dia mengingatkan warga agar tidak jadi golput dan merugi.
"Hasil survei terakhir tinggal 14 persen (orang golput). Ada yang meneliti sekitar 11 persen. Maksimal 15 persen. Bagus, kalau trennya berkurang,” kata Mahfud saat ditemui di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (25/1/2019).
“Golput itu rugi. Biasanya golput itu orang yang berpikir idealis. Ingin punya bagus. Kalau mikir calon enggak ada yang bagus, lalu golput. Dia memilih atau tak memilih, pemimpin itu harus lahir,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat yang memutuskan untuk golput tak hanya merugikan dirinya. Dia juga bisa merugikan orang lain karena memberi kesempatan kepada orang untuk memilih pemimpin yang tak berkualitas.
ADVERTISEMENT
“Sebagai ekspresi (golput) silakan. Kita hanya mengimbau, rugilah orang yang golput,” katanya.
Sebagian pihak menilai, mereka yang memilih golput karena penegakan hukum dan HAM selama ini belum maksimal. Tapi, menurut Mahfud, itu tidak bisa dijadikan alasan.
“Saya juga kecewa pada penegakan hukum dan HAM. Tetapi saya tetap akan memilih. Memilih dari yang tersedia. Yang agak bagus dari yang tidak bagus,” katanya.
“Majelis ulama pernah mengatakan fatwa golput itu haram,” ungkapnya.
Sementara, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Syafii Maarif mengatakan pilihan untuk golput berarti pilihan untuk melemahkan demokrasi yang sudah di bangun bangsa ini.
"Mereka yang cinta pada bangsa jangan golput. Makin banyak golput itu pilar demokrasi semakin tidak kuat. Bahaya legitimasi parlemen legitimasi eksekutif akan lemah," kata Buya.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau menegakkan demokrasi yang sehat, saya lebih memilih untuk turut serta dan tidak golput," ujarnya.