Mahfud MD: Pendanaan Terorisme Berubah, Dibagi Dalam Bentuk Senjata

16 Desember 2020 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam, Mahfud MD. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam, Mahfud MD. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan ada perubahan bentuk pembiayaan terorisme di Indonesia. Ia menyebut, sebelumnya aliran dana terorisme ditransfer melalui sistem perbankan.
ADVERTISEMENT
"Di perbankan kita kerja sama bagaimana transfer uang itu agar betul-betul terkontrol. Gerakan-gerakan teror internasional itu kadang kala mengirimkan uang. Kalau dulu lewat perbankan, oke sudah diantisipasi," ujar Mahfud kepada wartawan, Rabu (16/12).
Mahfud mengatakan pembiayaan terorisme kini berubah dengan memberikan suplai senjata kepada kelompok yang hendak melancarkan aksi teror di sejumlah daerah. Hal ini yang tengah diupayakan aparat untuk diputus alirannya.
"Sekarang kadang kala itu bentuknya beli barang ke seseorang tetapi sudah di dalam dibagi dalam bentuk membuat senjata dan sebagainya," ungkapnya.
Sejumlah teroris menodongkan senjata api kearah calon penumpang pesawat saat Pelatihan Mitigasi Aksi Terorisme Integratif. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan terorisme bukan satu-satunya masalah yang mengancam keamanan dan kedaulatan negara. Gangguan pada teritori atau perbatasan negara juga terus diperhatikan pemerintah.
"Apa problem terhadap upaya menjaga keutuhan itu? Keutuhan wilayah dan ideologi itu. Banyak sekali. Saya sampaikan di belahan barat sana, ada Natuna Utara, itu sering diganggu oleh kapal-kapal asing," ungkapnya lagi.
ADVERTISEMENT
"Oleh sebab itu, kita harus memperkuat di sana untuk menjaga keutuhan. Demikian juga di sana ada organisasi separatis dan ini mengganggu keutuhan teritori kita," lanjutnya.
Permasalahan serius lainnya yang serius dan berpotensi mengancam keamanan dan kedaulatan negara adalah berkembangnya paham atau ideologi radikal. Menurutnya, munculnya ideologi dan pemikiran radikal menjadi titik awal dari aksi dan tindakan terorisme.
"Lalu di tengah, yang disebar-sebar itu bukan soal teritori seperti di barat, seperti di timur. Radikalisme dan terorisme itu tantangan terhadap ideologi yang tersebar di Jawa, Sumatera, Aceh, NTB, di mana pun itu. Ada gerakan-gerakan yang disebut gerakan radikalisme yang pada tindakannya, ya, bentuknya terorisme," tutupnya.