Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mahfud MD: Secara Etika, Puisi Fadli Zon Menghina Mbah Moen
13 Februari 2019 15:37 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Puisi politikus Gerindra Fadli Zon berjudul 'Doa yang Ditukar' menuai protes dari berbagai pihak. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai, puisi Fadli Zon itu sudah menghina sosok KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
ADVERTISEMENT
"Secara etik orang sudah tahu bahwa itu kiai Maimoen. Mau dihukum tidak bisa, tapi secara etik itu dianggap sebagai penistaanlah, penghinaanlah terhadap seorang Mbah Moen," ujar Mahfud di Hotel Ashley Jakarta usai melakukan Focus Group Discussion Konstitusi, Rabu (13/2).
Mahfud menjelaskan, dari kacamata hukum, tidak ada yang salah dari puisi yang dibuat oleh Fadli Zon. Namun, menurutnya, apa yang dilakukan Fadli Zon tetap tidak pantas.
"Puisi Fadli Zon secara hukum tidak ada yang salah, karena dia tidak menyebut subjek. Yang dia hina, yang dia singgung, dia tidak menyebut nama kiai Maimoen," jelasnya.
Mahfud kemudian menyebut, secara hukum Fadli Zon tak diharuskan meminta maaf. Namun, secara etika seharusnya Fadli Zon tetap meminta maaf.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyampaikan, hal ini bisa disikapi secara politis. Dengan sikap-sikap seperti ini dapat menjadi referensi masyarakat untuk memilih pemimpinnya.
"Oleh karena itu, menyikapinya secara politik saja. Orang ini pantes enggak sih menjadi wakil rakyat. Begitu politik. Kan gitu," tuturnya.
"Sisi etika semua orang tahu ini tidak sopan, melanggar etika, tapi kan etika itu tidak bisa dipaksa (untuk minta maaf). Kecuali mau diadili oleh Dewan Etik DPR, MKD, tapi kan harus ada yang mengadu. Kalau ada yang mau ngadu silakan saja," ucapnya.
Fadli Zon sudah mengklarifikasi bahwa puisi ini bukan ditujukan untuk Mbah Moen. Dia menyampaikan, bahwa dirinya menghormati Mbah Moen.
“Justru kita hormati Mbah Moen sedang berdoa. (Tapi) doanya dipenggal. Itu kan ada pihak kedua. Jadi tolong digunakan akal sehat,” kata Fadli Zone di Rumah Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2).
ADVERTISEMENT
“Mbah Moen saya hormati. (Kata 'kau') itu untuk kau penguasa. Itu kan puisi, tapi kalau mau digoreng-goreng, digoreng aja, silakan,” tegasnya.
Berikut penggalan puisi karangan Fadli yang kemudian dipermasalahkan:
"Doa yang sakral, kenapa kau tukar
Direvisi sang bandar
Dibisiki sang kacung makelar
Skenarionya berantakan bubar
Pertunjukan dagelan vulgar."