Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD memastikan akan segera berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Tri Marsudi terkait penculikan lima WNI oleh Abu Sayyaf di perairan Malaysia. Lima WNI yang merupakan ABK itu diculik di Perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, Sabah, Malaysia, Jumat (17/1).
ADVERTISEMENT
Penculikan kelima WNI ini terjadi kurang dari sepekan setelah WNI terakhir yang disekap Abu Sayyaf, Muhammad Farhan, berhasil dibebaskan pada Rabu lalu. Sebelumnya, Farhan bersama dua orang lainnya disekap Abu Sayyaf di Filipina Selatan sejak September 2019.
"Saya masih akan diskusi dulu dengan Bu Menlu ya. Memang kita berhasil membebaskan tiga (sandera WNI), tiba-tiba lima diambil lagi," kata Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (20/1).
Mahfud menuturkan, penculikan ini merupakan permasalahan keamanan laut. Ia menduga pelaku penculikan ini sama dengan pelaku penculikan tiga WNI di Filipina beberapa waktu lalu, yakni kelompok militan Abu Sayyaf .
"Justru penculiknya sama," ucap Mahfud.
Ia menambahkan, pemerintah masih mengkaji beberapa opsi agar peristiwa penculikan tidak terjadi kembali. Salah satunya mengeluarkan imbauan kepada nelayan agar tidak berlayar dulu di perairan Sabah.
ADVERTISEMENT
"Itu salah satu pemikiran (imbauan). Banyaklah pemikiran itu, kan aneh juga baru bebas tiga, diambil lima lagi. Terus (sampai) kapan kita kalah dengan perompak begitu," jelas Mahfud.
Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengungkapkan, penculikan ini bermula dari informasi hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang berisikan delapan WNI di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah pada Jumat malam.
"Konfirmasi tersebut didapat ketika kapal ikan dengan nomor registrasi SSK 00543/F tersebut terlihat masuk perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah dari arah Filipina pada tanggal 17 Januari 2020 pukul 21.10 waktu setempat," kata Teuku dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/1).
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini