Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa tak akan ada lagi bentuk ajaran khilafah yang terus didengungkan oleh sejumlah ormas agama.
ADVERTISEMENT
Selain berseberangan dengan dasar negara, ajaran khilafah tersebut bersifat merusak tatanan bernegara yang telah lama digunakan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Mahfud usai menerima kunjungan perwakilan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).
"Sistem khilafah yang sekarang yang ditawarkan yang sebenarnya itu agendanya merusak," ujar Mahfud di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (3/1).
"Merusak bangsa kita ini yang secara saat ini sudah sah berdiri sesuai dengan Islam," sambungnya.
Selain membahas soal pentingnya menekan paham radikal seperti khilafah, dalam pertemuan itu Mahfud menekankan soal upaya pemerintah untuk menghilangkan persepsi ketakutan akan islamofobia. Menurutnya tak ada gerakan semacam itu dalam pemerintahan yang berkuasa saat ini.
"Tuduhan-tuduhan bahwa pemerintah itu fobia terhadap Islam itu sebenarnya tidak ada, umat Islam yang besar-besar ini mewakili 200 juta umat muslim di Indonesia itu melihat tidak ada islamofobia," ungkap Mahfud.
ADVERTISEMENT
"Itu di Indonesia nggak ada di Indonesia kehidupan Islam itu subur di pemerintahan maupun di masyarakat, oleh sebab itu jangan terpancing kepada istilah islamofobia," jelas Mahfud.
Senada dengan Mahfud, Sekjen Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), Lutfi A Tamimi menegaskan bahwa lembaganya satu suara dengan dengan kebijakan yang diambil pemerintah melalui Menkopolhukam terkait khilafah.
Satu suaranya LPOI dengan pemerintah, kata Lutfi, didasarkan masih adanya upaya adu domba yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab kepada umat Islam.
"Jadi sudah kita bicarakan kenapa kebijakan Pak Menteri tentang khilafah sudah tetap, mau hidup di Indonesia ahlan wa sahlan wa marhaban, (kalau) enggak mau, get out, keluar," tegas Lutfi.
Ia juga menegaskan bahwa tak pernah ada bentuk kebencian yang dilakukan pemerintah kepada umat Islam. Pendapat tentang adanya kebencian itu dinilainya hanya salah satu upaya mengadu domba umat Islam dengan pemerintah yang dilakukan ormas tak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
"Jadi sekali lagi pemerintah Indonesia tidak pernah benci kepada kaum muslimin, yang radikal memang ditangkap. Kami dukung Densus tangkap, nggak ada, Pak, mau dijadikan Timur Tengah, no way," ucap Lutfi.