Mahfud MD soal 2 Prajurit TNI Tewas di Papua: Separatis Harus Dihadapi

18 Desember 2019 13:09 WIB
comment
37
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Dua prajurit TNI gugur usai baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
ADVERTISEMENT
Baku tembak tersebut terjadi Selasa (17/12) pukul 15.30 WIT. Kedua prajurit yang gugur adalah Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.
Menanggapi peristiwa tersebut Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan peristiwa tersebut bukti bahwa gerakan separatis harus dihadapi dengan pendekatan keamanan.
“Itu buktinya Papua menunjukkan bukti bahwa gerakan separatis harus dihadapi dengan pendekatan keamanan, untuk gerakan separatis, ya,” kata Mahfud MD ditemui usai menghadiri penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (HC) Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (18/12).
Dia mengatakan hal itulah yang juga terjadi di Nduga, Papua, beberapa waktu lalu, gerakan separatis menganiaya aparat saat itu.
“Kemarin juga sudah terjadi lagi. Oleh sebab itu bagi pemerintah Papua itu pendekatan pembangunannya adalah komprehensif sosial budaya dan keamanan gitu,” kata Mahfud.
ADVERTISEMENT
“Pendekatan keamanan karena masih ada peristiwa-peristiwa pembunuhan terhadap aparat secara keji. Mari kita jaga sama-sama, insyaallah pemerintah bisa menghadapi,” ujar Mahfud.
Terkait penambahan personel, menurut Mahfud, itu merupakan kewenangan TNI Polri. Kedua institusi itu yang bisa menghitung kebutuhan pasukan.
“Saya kebijakannya saja pendekatan,” pungkas Mahfud.
Menko Polhukam Mahfud MD Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan