Mahfud: Mengungkap Jaringan Teror Bom di Katedral Makassar Tak Bisa Sembarangan

28 Maret 2021 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD Pimpin Rapat Koordinasi bersama pejabat utama tujuh kementerian serta bupati, wali kota, dan Gubernur Sumatera Barat. Foto: Dok. Humas Kemenko Polhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD Pimpin Rapat Koordinasi bersama pejabat utama tujuh kementerian serta bupati, wali kota, dan Gubernur Sumatera Barat. Foto: Dok. Humas Kemenko Polhukam
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menkopolhukam Mahfud MD memberikan keterangan terbaru mengenai penanganan aksi bom bunuh diri di pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, yang terjadi pada Minggu (28/3) sekitar pukul 10.30 WITA.
ADVERTISEMENT
Mahfud mengatakan, sejauh ini diduga ada pelaku bom bunuh diri. Mereka tewas di lokasi kejadian.
"Dua orang yang diduga pelaku, tewas," kata Mahfud dalam konferensi pers.
Hanya saja terkait dengan identitas dua terduga pelaku aksi teror itu, Mahfud belum bisa mengungkapkan kepada publik. Termasuk dengan jaringan mereka. Tapi ia memastikan tindakan mereka tidak terkait dengan agama apa pun.
"Apa yang terjadi ini dan dilakukan oleh orang yang belum kita umumkan identitasnya bukan bagian dari perjuangan agama dan tidak mewakili agama apa pun. Ini betul-betul teror sebagaimana dalam definisi UU No 5 tahun 2018. Ini adalah musuh kemanusiaan," ucap Mahfud.
Lebih lanjut, eks Ketua Mahkamah Konstitusi itu meminta masyarakat maklum jika pengungkapan kasus ini memakan waktu lama. Sebab aparat tidak bisa sembarangan dalam menangani kasus terorisme.
ADVERTISEMENT
"Kami mohon maklum kepada masyarakat artinya jika aparat penegak hukum harus berhati-hati karena memang menangani terorisme harus hati-hati. Jadi masyarakat tak usah buru-buru kok belum ditangkap, diungkap jaringannya dan sebagainya," kata Mahfud.
"Pelaku teror dan aparat itu berbeda, kalau teroris mereka asal serang tanpa melihat aturan hukum. Tapi kalau aparat, ada aturannya, tidak boleh sembarangan tangkap dan umumkan pelaku. Karena kalau tiba-tiba salah maka korban dan keluarga bisa jadi korban isolasi masyarakat dan sebagainya," tambah dia.
Petugas mengangkat kantong jenazah berisi bagian tubuh dari terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Foto: Indra Abriyanto/ANTARA FOTO
Namun meski begitu, Mahfud memastikan aparat akan bekerja cepat agar jaringan dari kelompok ini dapat diungkap cepat.
"Aparat yang sudah ditugaskan menghadapi masalah teror ini yakni enam institusi (TNI, Polri, BIN, BNPT, Polda Sulsel, Densus 88) tadi sudah punya SOP untuk bekerja cepat agar masyarakat enggak terlalu lama sampaikan pertanyaan-pertanyaan," tutup dia.
ADVERTISEMENT