Mahfud: Pemilu Bukan Cari yang Baik, tapi Halangi Orang Jahat Jadi Pemimpin

8 Agustus 2023 11:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahfud MD bersama Tim Percepatan Reformasi Hukum. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Mahfud MD bersama Tim Percepatan Reformasi Hukum. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemilu 2024 baru tahap awal, tapi suasana politik telah lama menghangat. Para pendukung berlomba mengagungkan calon pilihan mereka dan tak jarang berujung pada gesekan dan perselisihan.
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, yang harus disadari masyarakat saat ini, tidak ada manusia yang sempurna, termasuk para calon pemimpin yang akan dipilih saat pemilu nanti. Bahkan, pemilu dilakukan bukan untuk mencari pemimpin yang baik.
"Ada sebagian orang, filsuf politik mengatakan begini; 'pemilu itu bukan mencari pemimpin yang baik, pemilu itu sulit menghadirkan pemimpin yang baik, tapi pemilu itu adalah untuk menghalangi orang yang lebih jahat untuk menjadi pemimpin," kata Mahfud dalam Diskusi Sentra Gakkumdu yang digelar Bawaslu di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (8/8).
Tahapan Pemilu 2024. Foto: Dok. KPU.go.id
Karena itu, Mahfud menilai, narasi yang menunjukkan satu calon pemimpin paling baik atau menyebut salah satu calon pemimpin sebagai orang yang paling jelek, itu sudah tidak tepat. Semua orang pasti punya kekurangan masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Memang tidak ada yang baik itu, relatif, dan ketidakbaikan itu nanti saling dukung, gotong royong membangun negara ini secara bersama-sama sehingga intinya mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa kita," tambah dia.
Warga menggunakan hak politiknya ketika mengikuti Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu 2019 di TPS 02, Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (27/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Bila masyarakat sadar dengan kondisi itu, Mahfud menilai tidak ada lagi alasan untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu. Karena bila tidak ada pemimpin, negara akan bubar.
"Maka jangan tidak memilih, pilihlah yang kejelekannya lebih sedikit karena pemimpin harus ada, kalau tidak, saudara sekalian, maka kita sendiri yang akan rugi," ucap dia.