Mahfud soal Ismail Bolong: Banyak Laporan Mafia Tambang, Akan Koordinasi KPK

6 November 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD saat memberikan keterangan pers terkait tragedi Kanjuruhan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD saat memberikan keterangan pers terkait tragedi Kanjuruhan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Video pengakuan seorang mantan anggota Polri di Polresta Samarinda, Kalimantan Timur, bernama Aiptu Ismail Bolong, yang mengaku berbisnis tambang ilegal, viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam video pertama, Ismail Bolong mengaku menyetor Rp 6 miliar kepada Kabareskrim. Tapi muncul video kedua, dia menyebut keterangan video pertama tidak benar karena dia di bawah tekanan.
Menkopolhukam Mahfud MD mengaku sudah mengetahui dua video itu. "Terkait video Ismail Bolong bahwa dirinya pernah menyetor uang miliaran rupiah kepada Kabareskrim, maka setelah diributkan Ismail Bolong meralat dan mengklarifikasi," tutur Mahfud kepada kumparan, Minggu (6/11).
"Sudah dibantah sendiri oleh Ismail Bolong. Katanya, sih, waktu membuatnya Februari 2022 atas tekanan Hendra Kurniawan (Mantan Karo Paminal Divisi Propam Polri). Kemudian Juni dia minta pensiun dini dan dinyatakan pensiun per 1 Juli 2022. Aneh, ya," imbuhnya.
Meski begitu, Mahfud menyebut isu mafia tambang memang meluas dengan segala backing-backing-nya. Mantan Ketua MK itu bahkan menyebut hingga saat ini masih banyak laporan diterima soal mafia tambang.
ADVERTISEMENT
Mahfud bercerita, dulu tahun 2013 saat Abraham Samad menjadi Ketua KPK, pernah mengungkap berdasar perhitungan ahli, disebutkan di Indonesia marak mafia tambang.
"Kata Samad waktu itu, jika korupsi bidang tambang saja bisa diberantas, maka Indonesia bukan hanya bebas utang, tetapi bahkan setiap kepala orang Indonesia bisa mendapat sekitar Rp 20 juta tiap bulan," pungkasnya.