Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Mahfud: Tagline Polri Jangan Hanya Jadi Semboyan, Masyarakat Terus Menyorot
21 Agustus 2023 16:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, sah-sah saja jika Polri memiliki tagline tersendiri. Menurutnya, tagline ini menjadi identitas bagi Polri.
ADVERTISEMENT
Tagline Polri mulai muncul sejak era Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian yakni Polri Promoter. Kini, di era Jenderal Listyo Sigit Prabowo, tagline Polri menjadi Presisi.
"Hari ini ada rambu-rambu yang sudah dibangun namanya Presisi. Presisi sebagai identitas Polri. ini kalau dulu namanya Promoter," kata Mahfud saat pidato dalam dialog kebangsaan di acara strategi nasional di bidang Polhukam guna antisipasi dinamika politik global (era triple disruption) di Sespimma Lemdiklat Polri, Bandung, Senin (21/8).
"Dulu zaman Pak Tito Promoter lalu sekarang menjadi Presisi tidak apa-apa, jadi kondisional, terhadap hal itu tidak masalah, nanti ganti Kapolri, nanti bikin lagi tagline yang dibutuhkan berdasar kondisi saat itu," tambah dia.
Meski begitu, Mahfud meningkatkan agar jangan sampai tagline ini hanya menjadi semboyan semata. Pemicunya, masyarakat terus menyoroti kinerja Polri.
ADVERTISEMENT
"Presisi itu harus dibuat sebagai rambu-rambu kerja bahkan tagline atau bahkan semacam semboyan kita karena Polri itu sering disorot oleh masyarakat karena melakukan berbagai macam tujuan di tengah masyarakat secara langsung, disorot," jelas dia.
Oleh sebab itu, eks Ketua MK ini meminta agar tagline Polri ini benar-benar dijadikan rambu-rambu kerja agar polisi bekerja dengan baik melayani dan mengayomi masyarakat.
Polisi harus bisa memprediksi situasi dan melayani masyarakat dengan baik.
"Artinya mengedepankan kemampuan memprediksi situasi. Kalau misalnya 'wah ini tanggal 10 mau ada demo. siapa yang ngadakan?' Kalau yang ngadakan ini, prediksi kekuatannya sendiri, kalau yang ngadakan buruh, prediksi kekuatannya begini, tingkat bahayanya begini," kata Mahfud.
"Kalau yang ngadakan kelompok garis kiri, diprediksi semua. Kalau situasi sekarang hari ini, ini, ada ini 10 hari lagi akan terjadi ini kira-kira itu sudah diprediksikan sehingga penanganan bisa lebih tepat," kata Mahfud.
ADVERTISEMENT