Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ingin Masuk Surga, Pria Saudi Ampuni WNI Pembunuh Putrinya
26 Maret 2017 12:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga (ART) membunuh anak pria Saudi yang baru berusia 11 bulan. Pembunuhan itu terjadi pada tahun 2010.
ADVERTISEMENT
Ghaleb Nasir al-Hamri al-Balawi, ayah anak itu, kemudian meminta pengadilan untuk menjatuhkan vonis kepada WNI yang bekerja di rumah tersebut. Namun berselang tujuh tahun kemudian, Balawi menarik dakwaannya.
"Saya memaafkan ART saya karena beberapa alasan. Yang paling penting adalah bahwa Allah memerintahkan kita untuk mengampuni, dan saya mencari berkah dan kasih-Nya," kata Balawi seperti dilansir Al Arabiya, Minggu (26/3).
"Selanjutnya, orang tua saya mengajarkan untuk mengampuni orang lain dan mereka meminta saya membebaskan. Ketiga, melihat dia dihukum tidak akan mendapatkan anak saya kembali," lanjut dia.
Balawi menambahkan, ART itu masih muda. Ia takut untuk menghancurkan hidupnya.
"Untungnya, setelah kematian bayi perempuan saya, Allah yang baik memberikan saya tiga anak, dua anak laki-laki dan satu perempuan," jelas Balawi.
ADVERTISEMENT
Dalam hidup ini, tambah Balawi, dirinya tak mencari kesenangan atau kesombongan. Dirinya hanya ingin mengharapkan surga dan satu-satunya cara mendapat surga dengan melakukan perbuatan baik.
Istri Balawi pun menyetujui ketika ia berkonsultasi soal pembebasan ini. Namun, istrinya khawatir tentang tanggapan teman-temannya soal pengampunan ini.
"Saat ini masih terus berlanjut penyelidikannya," imbuhnya.
Pengampunan terhadap ART itu bentuk kemuakan Balawi terhadap kisah masa lalunya. Balawi sudah menikah dengan tiga wanta dan memiliki 17 anak.
Tujuh anak perempuan dan 10 anak laki-laki. Ibu dari anaknya yang tewas dibunuh itu dari istri keduanya.
Ia kemudian memakamkan putrinya di sekitar rumah di Qurayyat walau istri keduanya tinggal di Tabuk. Saat anaknya tewas, Balawi melakukan autopsi dan ia menemukan memar di punggung putrinya serta tanda merah di wajah.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak menuduh siapa pun, tapi setelah polisi datang, mereka meminta menyelidiki ART yang kita bawa tujuh bulan lalu sebelum kejadian ini," tegas Balawi.
ART itu kemudian mengakui telah membunuh putri Balawi dengan cara menutup dengan selimut lalu ditekan hingga meninggal.
"Kemudian ia dibawa ke penyidik untuk diselidiki," terang Balawi.
Balawi kemudian tidak pernah lagi mempunyai ART sejak insiden pembunuhan anaknya terjadi. Ia bekerja sendiri bersama istrinya untuk membereskan rumah dan merawat anak-anaknya.
"Dia (ART) berjanji kepada saya. Ia ingin pergi haji sebelum pulang ke Indonesia," tuturnya.
kumparan (kumparan.com) mengontak Dubes RI di Saudi Agus Maftuh untuk menanyakan soal kabar ini. Dia menyatakan peristiwa ini terjadi di Tabuk, Arab Saudi. Sementara WNI yang dimaksud bernama Masamah. Namun tak ada komentar lebih lanjut dari Agus.
ADVERTISEMENT