Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Makam Kiai Kromo di Sleman yang Terdampak Tol Direlokasi Juni
27 Mei 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Makam Kiai Kromo Ijoyo di Pedukuhan Ketingan, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, terdampak tol Yogya-Solo. Makam sarat sejarah itu—yang oleh warga kerap disebut makam keramat—rencananya akan dipindah atau direlokasi pada Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
"Terus ini kalau untuk Mbah Celeng (Makam Kiai Kromo) akan ada akselerasi percepatan jadi kita ada kebijakan, kita sudah berkoordinasi dengan Kraton Kasultanan kita akan segera lakukan relokasi terhadap makam Mbah Celeng. Karena ada semacam supervisi dari kraton," kata Humas PT Adhi Karya selaku pembangun Tol Jogja-Solo Seksi 2, Agung Murhandjanto, dihubungi wartawan, Senin (27/5).
"Ya bulan-bulan ini, Juni ini kita lakukan relokasi lah," terangnya.
Agung menjelaskan skema pemindahan akan dilakukan semua oleh pihaknya. Akan tetapi untuk hal lain seperti ritual menunggu dari desa. Pihak tol akan membongkar, memindahkan, membangun makam baru.
"Walaupun bangun itu teknisnya tetap bisa orang-orang desa tapi dari kita resources-nya, anggarannya," ujarnya.
Lokasi makam baru ini juga tetap berada di Ketingan dan merupakan tanah kas desa (TKD).
ADVERTISEMENT
"Masih di satu padukuhan di dekatnya," ujarnya.
Soal desain pihaknya mengatakan mengkonsultasikan dengan keraton seperti pagar dan sebagainya.
"Ya pagar lah, tidak perlu berundak itu, jadi tetap kita relokasi tetap kita muliakan kita jadikan yang lebih baik tapi ya tetap unsur-unsur kesederhanaan kita tonjolkan. Luasan masih seperti dulu," jelasnya.
Mengunjungi Makam Kyai Kromo
Pada Oktober 2023 lalu, kumparan sempat menilik makam tersebut. Gapura bertuliskan 'Makam Kiai Kromo Ijoyo' menyambut pengunjung yang datang. Makam Kiai Kromo berada di dalam pagar tembok.
Di samping makam, proyek tol Yogya-Solo juga sudah tampak mulai berjalan.
Kiai Kromo atau kerap disebut Mbah Kromo merupakan sosok yang dihormati di Ketingan. Dia adalah leluhur dan tokoh adat di situ.
ADVERTISEMENT
Menurut kisah, Mbah Kromo merupakan penghuni pertama Ketingan. Dialah orang yang babat alas di Ketingan.
"Jadi Mbah Kromo Ijoyo itu sebetulnya kalau dari cerita, itu masanya masa Sultan HB VII. Katanya itu masih aliran dari kesultanan karena waktu itu kan zaman penjajah ngungsi dari keraton keluar dari Keraton Ngayogyakarta itu waktu itu cikal-bakalnya di Ketingan," kata Lurah Tirtoadi, Mardiharto, saat ditemui di kantornya, Senin (16/10).
Mardiharto menjelaskan dari cerita yang beredar pula, Mbah Kromo juga disebut merupakan prajurit dari Pangeran Diponegoro.
"Katanya gitu, tapi itu kan itu cuma cerita. Cerita itu pas atau tidak atau ditambah-tambah saya tidak tahu," katanya Mardiharto yang juga masih trah Mbah Kromo.
Mbah Kromo sendiri mempunyai paraban atau julukan Mbah Celeng. Kata Mardiharto ini karena Mbah Kromo bungkuk di masa tuanya. Adapula kisah julukan itu karena Mbah Kromo rajin nyelengi atau menabung.
ADVERTISEMENT
Anak turun dari Mbah Kromo juga disebut bungkuk di masa tuanya.