Makin Ekstrem, Suhu Panas di Pakistan Diperkirakan Capai 50 Derajat Celsius

Seorang pria mandi pada hari musim panas di Islamabad, Pakistan pada 30 April 2022. Foto: Farooq Naeem/AFP

Pakistan lagi-lagi dilanda gelombang panas. Provinsi Sindh pada Kamis (12/5/2022) menempatkan layanan darurat dalam posisi siaga setelah suhu udara diperkirakan akan capai 50 derajat celsius.

Pemerintah Sindh memerintahkan pendirian belasan pusat pertolongan darurat di kota pelabuhan Karachi. Kondisi alam Karachi yang dipengaruhi depresi tropis dan kelembaban diperkirakan dapat membuat gelombang panas menjadi mematikan.

2015 lalu, Karachi, yang merupakan salah satu kota terpadat di dunia, dilanda gelombang panas ekstrem yang menewaskan lebih dari 1200 orang.

Cuaca panas ekstrem di Pakistan. Foto: AFP/Arif Ali

Tahun ini, Pakistan dan India telah berada dalam cengkeraman gelombang panas sejak awal Maret.

Pada Kamis, suhu di sejumlah kota di Pakistan mencapai 48 derajat.

Pejabat Meteorologi Sardar Sarfraz, memperkirakan angka akan terus meningkat hingga 50 derajat dalam beberapa hari ke depan. Ia menambahkan, gelombang panas kemungkinan akan berlangsung hingga Selasa pekan depan.

Untuk menghindarkan bencana seperti yang terjadi pada 2015, pihak berwenang provinsi telah memerintahkan rumah sakit untuk membentuk unit khusus dalam merawat korban suhu panas.

Buruh tidur di tengah jalan pada pagi di Karachi, Pakistan, Rabu (11/5/2022). Foto: Fareed Khan/AP Photo

Sementara itu, penduduk juga diimbau untuk tetap tinggal di dalam rumah dan menghindari paparan sinar matahari.

Negara Asia Selatan ini menempati peringkat kedelapan dalam daftar negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Pakistan sebenarnya hanya menyumbang kurang dari 1 persen dari keseluruhan emisi karbon dunia. Namun, jaraknya yang dekat dengan pusat industri seperti China dan India telah menempatkan Pakistan dalam posisi yang berbahaya.

Pada Rabu, ilmuwan yang ahli dalam mengukur dampak perubahan iklim pada cuaca ekstrem mengatakan, semua gelombang panas yang terjadi hari ini disebabkan oleh pemanasan global sebagai bagian dari fenomena perubahan iklim.

“Tidak ada keraguan bahwa perubahan iklim adalah faktor besar besar yang menyebabkan suhu panas ekstrem,” kata seorang ilmuwan di Institut Grantham Imperial College London, Friederike Otto.

Seorang pria mandi pada hari musim panas di distrik Jaffarabad di Balochistan pada 9 Mei 2022. Foto: Fida HUSSAIN/AFP

Pembakaran bahan bakar fosil dan perusakan hutan telah melepaskan banyak gas rumah kaca ke atmosfer yang menimbulkan pemanasan global. Akibatnya, frekuensi dan intensitas banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan badai tropis di seluruh dunia terus meningkat.

“Setiap gelombang panas di dunia sekarang menjadi lebih kuat dan lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia,” kata Otto dalam laporan yang disusun bersama ilmuwan Universitas Oxford, Ben Clarke.

Penulis: Airin Sukono.