Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kolaborasi menjadi kekuatan utama dalam membangun Jakarta. Kota ini tidak bisa dibangun sendiri, harus ada kolaborasi kompak antara pemerintah daerah dan masyarakat, untuk mewujudkan misi ‘Maju Kotanya, Bahagia Warganya’.
ADVERTISEMENT
"Maka dari itu, kita mengajak, mari bangun kota ini dengan kolaborasi. Alhamdulillah, kolaborasi itu disambut oleh pribadi-pribadi di Jakarta. Kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya, telah merasa memiliki tanggung jawab atas kota kita. Perasaan kebersamaan untuk membangun kota kita. Terima kasih telah menjadi bagian dari perubahan di Jakarta, menjadi bagian penyelamatan selama masa sulit kemarin (pandemi). Begitu banyak terobosan dari seluruh masyarakat Jakarta. Mari kita teruskan kolaborasi ini," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Menurut Anies, kolaborasi di Jakarta tidaklah sulit. Sebab sumber daya manusianya sudah mendukung, mulai dari pakar, pengamat, ahli, universitas, sektor privat, internasional, hingga non-governmental organization (NGO).
Maka akan sangat disayangkan jika program-program pembangunan di Jakarta tidak dibangun dengan melibatkan masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Melihat Program Plus Jakarta
Ada enam kategori Plus Jakarta yang melambangkan kerja kolaborasi antarbidang, yaitu Environmental Resilience, Future of Work, Urban Regeneration, Innovation and Technology, Equality and Empowerment, Art and Culture.
Selain untuk pembangunan, Pemprov DKI juga melibatkan lebih dari 500 kolaborator untuk membuat 2.000 lebih kegiatan kolaborasi saat penanganan pandemi Covid-19. Kolaborasi akbar ini disebut dengan Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB).
Bahkan, desain penunjuk arah di halte yang tersebar di berbagai sudut kota juga dibuat bersama dengan masyarakat. Papan informasi tersebut merupakan buah dari kolaborasi dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ).
Begitu pula dengan pembuatan 100 taman baru di Jakarta. Sebelum memutuskan untuk membangun taman, Pemprov DKI berdiskusi dengan warga sekitar untuk menilai kebutuhan warga.
ADVERTISEMENT
Contohnya di Taman Puring, Jakarta Selatan. Karena taman tersebut sering menjadi tempat perkumpulan komunitas skateboard, akhirnya Pemprov DKI membangun ulang taman tersebut dengan menyediakan arena skateboard yang lebih layak.
Kolaborasi untuk Melestarikan Budaya Jakarta
Pemprov DKI Jakarta juga berkolaborasi untuk melestarikan sejarah dan budaya Jakarta. Di antaranya adalah Lapangan Golf Rawamangun, Gedung Bank Indonesia Kebon Sirih, Gedung Kantor Pusat Garuda Indonesia, Gedung Tjipta Niaga, Tugu Peringatan Proklamasi, Rumah Proklamasi, dan Stasiun Jatinegara.
Selama empat tahun lebih, Pemprov DKI menetapkan 50 objek sebagai cagar budaya. Penetapan keseluruhan objek ini merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
"Penetapan ini menjadi dasar hukum yang jelas sebagai landasan pelestarian Cagar Budaya. Penetapan ini juga sebagai bagian dari upaya kami dalam melindungi aset budaya yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta," kata Anies.
ADVERTISEMENT
Untuk menetapkan objek sebagai cagar budaya, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu harus berusia lebih dari 50 tahun dan memiliki nilai sejarah.
Selain Cagar Budaya, Pemprov DKI Jakarta juga menetapkan Warisan Budaya Takbenda sebagai upaya pelestarian kebudayaan Jakarta. Totalnya 47 objek Warisan Budaya Takbenda ditetapkan selama lima tahun terakhir, di antaranya Topeng Tunggal, Hadroh Betawi, Silat Sabeni Tenabang, Petak Umpet Betawi, Panggah Betawi, Sayur Sambel Godog, Asian Betawi, dan Golog Betawi.
Lebih lanjut, Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan serta revitalisasi Taman Ismail Marzuki ditetapkan pula sebagai objek budaya tak benda.
Dengan penetapan karya budaya menjadi Warisan Budaya Takbenda ini, diharapkan dapat melestarikannya dari kepunahan dan menjadi kebanggaan bagi warga Jakarta, khususnya masyarakat Betawi.
ADVERTISEMENT