Makna Stiker Antikorupsi di Pemprov Jateng Menurut Budaya Jawa

12 Desember 2019 23:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tempel stiker antikorupsi di mobil dinas Pemprov Jateng dalam rangka Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) 2019. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tempel stiker antikorupsi di mobil dinas Pemprov Jateng dalam rangka Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) 2019. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat Hari Antikorupsi Sedunia, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menempelkan stiker antikorupsi di mobil-mobil dinas Pemprov Jateng. Menurut Ketua Perempuan Penghayat Indonesia (Puan Hayati) Jateng Dwi Setiyani Utami, stiker bertuliskan 'Nek Aku Korupsi, Ora Slamet' itu memiki makna mendalam bagi kehidupan orang Jawa.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah berani menempelkan sticker itu, sebaiknya menjadi orang yang jujur dan tidak korupsi. Karena kalau melanggar, pasti akan ada akibatnya," kata Dwi dalam keterangan tertulis, Kamis (12/12).
"Kata 'Ora Slamet' (tidak selamat) itu bisa terjadi di dunia atau di alam kelanggenan," imbuhnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Tempeli Mobil Dinas dengan Stiker "Nek Aku Korupsi Ora Slamet". Foto: Dok. Pemprov Jawa Tengah
Menurut Dwi, dalam budaya Jawa, biasanya orang-orang Jawa akan sangat berhati-hati dalam bertutur. Sebab, perkataan adalah doa yang memiliki karma jika dilanggar.
"Keberanian Pak Ganjar menyatakan slogan itu, berarti menunjukkan kalau beliau tidak korupsi. Karena kalau sampai korupsi, maka beliau tidak akan selamat. Buktinya sampai sekarang beliau selamat kan?" tuturnya.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik Universitas Diponegoro (Undip) Triyono Lukmantoro menilai stiker tersebut merupakan bentuk komitmen Ganjar untuk tidak korupsi. Penggunaan Bahasa Jawa dalam stiker itu, menurut Triyono, juga tepat karena mudah dipahami masyarakat Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
"Sticker itu maknanya dalam sekali, kalau saya korupsi, saya tidak akan selamat. Artinya apa, itu adalah pengingat sekaligus doa, kalau korupsi maka tidak akan selamat, bisa kecelakaan, ditangkap aparat hukum atau malapetaka lain. Orang Jawa pasti paham soal ini," terangnya.
Apalagi, stiker itu ditempelkan Ganjar di mobil-mobil dinas Pemprov Jateng. Menurut Triyono, selain untuk pengendara mobil itu, stiker tersebut dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat luas.
"Ini langkah kecil, namun patut diapresiasi. Dengan komitmen pak Ganjar dalam memberantas korupsi, saya yakin tulisan di stiker itu tidak hanya tulisan tanpa makna," pungkasnya.