Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Pemilu parlemen di Maladewa dianggap sebagai kemenangan bagi China. Sebab, partai pro-China berhasil memenangkan suara mayoritas.
ADVERTISEMENT
Anggapan terkait kemenangan China disampaikan diplomat dan analis di negara kepulauan di Samudera Hindia itu.
Pada perhitungan suara Senin (22/4) partai pro-China pimpinan Presiden Mohamed Muizzu, Kongres Nasional Rakyat (NPC), berhasil mendapat 67 dari 93 kursi parlemen. Angka itu menempatkan NPC sebagai pemilik suara super mayoritas lantaran sukses menguasai dua pertiga kursi.
Kemenangan itu tercapai setelah China membantu Maladewa membangun berbagai proyek besar. Proyek tersebut termasuk pembuatan pulau buatan berserta apartemen, pabrik pengelolaan ikan sampai bandara baru.
Oleh rival NPC pembangunan proyek-proyek China sempat mandek. Sebelum pemilu rival NPC menguasai parlemen.
Menurut warga ibu kota di Male, pembangunan proyek-proyek raksasa bantuan China menjadi salah satu faktor penentu warga memilih NPC yang dipimpin Muizzu.
ADVERTISEMENT
"Rakyat memilih partai Muizzu karena percaya dia akan berhasil," kata seorang ibu rumah tangga Fathimath Rasheeda seperti dikutip dari AFP.
"Dia menjanjikan lebih banyak kontruksi. Saya pikir dia mampu dan akan melakukan itu," sambung dia
Seorang diplomat Barat di Sri Lanka menyebut, dengan kemenangan NPC maka Maladewa secara signifikan akan masuk lebih dalam ke lingkup pengaruh China.
"Pada akhirnya China adalah pemenang pemilu ini," kata diplomat yang minta namanya dirahasiakan itu.
Seorang pengamat hubungan internasional menyebut, pemilu Maladewa sebenarnya adalah pertarungan antara China dan India. Sebelum China mengguyur dengan berbagai proyek India adalah pendonor nomor wahid Maladewa.
Menurut Dubes Maladewa untuk Sri Lanka, Masood Imad, tak benar negaranya akan bergantung pada China dan meninggalkan India sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
"Melakukan bisnis dengan China bukan berarti mengorbankan hubungan dengan India. Ada banyak cakupan hubungan dengan India," papar Imad.