Malam Hari, 160 Pasien RS Unair Surabaya Dievakuasi Akibat Gempa Bawean

22 Maret 2024 22:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi para pasien RS Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang dievakuasi di halaman depan akibat Gempa Bawean, Jumat (22/3/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi para pasien RS Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang dievakuasi di halaman depan akibat Gempa Bawean, Jumat (22/3/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 160 pasien di RS Universitas Airlangga (Unair), Surabaya dievakuasi di halaman depan imbas gempa Bawean, Jumat (22/3).
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, ratusan pasien yang masih terbaring di kasur ditempatkan di halaman rumah sakit. Tenaga kesehatan (nakes) turut mendampingi para pasien tersebut. Terlihat tenda BPBD didirikan untuk mengevakuasi para pasien.
"160-an (pasien dievakuasi). Dari pasien ICU 60 pasien, kemudian pasien dewasa 80 pasien. Sisanya anak-anak," kata Manajer Penunjang RS Unair Sur, Nur Cahyo kepada wartawan, Jumat (22/3).
Cahyo menyampaikan, ada berbagai macam pasien uang dievakuasi. Mulai dari pasien sekali atau yang ada di ICU dan dipasang ikubator, kedaruratan menengah hingga pasien anak-anak.
Pihak rumah sakit juga tengah mempersiapkan ruang tertentu untuk pelayanan medis agar tetap berjalan.
"Tentunya sekarang aman dulu, kedepan kami siapkan di ruangan tertntu," ucapnya.
Kondisi para pasien RS Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang dievakuasi di halaman depan akibat Gempa Bawean, Jumat (22/3/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Ia menjelaskan, RS Unair juga menyiapkan ruang IGD untuk pasien di ICU. Kemudian, untuk pasien dengan kondisi menengah ditaruh di lobby.
ADVERTISEMENT
"Untuk pasien-pasien yang berat kami akan rawat di tenda, sehingga apabila terjadi gempa susulan pasien bisa segera dievakuasi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menyampaikan, pihaknya mendirikan tiga tenda besar untuk menampung para pasien uang yang masih dievakuasi di halaman depan.
"Untuk yang RSUA ini kami dibantu mustika dan sendiri untuk kewaspadaan maka didirikan tenda, ada tiga tenda, dari BPBD kota ada, ada BPBD provinsi juga ada kemudian dari dinsos meluncur," kata Hebi.
"Kita pasang malam hari ini harus selesai. 1 tenda bisa menampung 12-13 pasien di dalamnya. Apabila nanti kurang akan kita tambahkan," pungkasnya.