Malam Mencekam di Jember: Massa Pencak Silat Konvoi, Rusak Rumah, Keroyok Warga

25 Agustus 2023 15:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
Tim Polres Jember mengamankan massa PSHT. Dok: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Tim Polres Jember mengamankan massa PSHT. Dok: Ist.
ADVERTISEMENT
Selasa tengah malam (22/8), kondisi sejumlah titik di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencekam. Gara-garanya: Ulah seratusan orang yang mengaku berasal dari perguruan silat PSHT.
ADVERTISEMENT
PSHT singkatan dari Persaudaraan Setia Hati Terate, sebuah organisasi pencak silat.
Seratusan orang itu konvoi memasuki perkampungan di Kecamatan Silo, Gumukmas, dan Tanggul.
Pantauan langsung di Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, terlihat massa merusak rumah penduduk. Warga pun dikeroyok hingga babak belur.
Warga sekitar yang semula tidur sontak terjaga dan berupaya membalas serangan.
Perlawanan warga pun membuat massa kocar-kacir, sampai-sampai sebagian massa meninggalkan beberapa motornya.
Polres Jember mengerahkan personel untuk mengatasi keonaran: Memblokade jalan, mengejar massa.
Massa yang kabur dan bersembunyi di Puskesmas Klatakan maupun warung pinggir jalan di Kecamatan Bangsalsari, ditangkap.
Tim Polres Jember mengamankan massa PSHT. Dok: Ist.
Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hadiyan Widya Wiratama menginterogasi massa yang tertangkap.
"Dari mana kalian?" hardik Dika.
ADVERTISEMENT
"Dari ranting PSHT Bangsalsari, Pak. Ada yang lain dari Pakusari, dan Panti," jawab salah seorang yang tertangkap.
"Dari mana lagi?" tanya Dika.
"Ranting PSHT Wuluhan dan Ambulu mungkin, Pak," sahut orang yang terciduk lainnya.
"Apa tujuan kalian konvoi-konvoi tengah malam?" Dika melanjutkan pertanyaan.
"Awalnya mau cari anak PN (Pagar Nusa—juga merupakan organisasi pencak silat)," jawab pemuda yang mengaku masih kelas III SMK Negeri di Jember itu.
"Loh, kenapa cari-cari orang sampai bawa massa? Niat sengaja mau keroyokan? Itu malah kalian keroyok warga," hardik Dika dengan nada meninggi.
"Maaf, Pak, maaf, Pak," ucap massa.
Belasan massa yang tertangkap diborgol tangannya dan dikeler ke mobil bak terbuka. Mereka dibawa petugas ke Polres Jember saat itu juga.
ADVERTISEMENT

Pergerakan Massa Terorganisir

"Dilakukan penyelidikan atas kerusuhan, sebab pergerakan massa seperti terorganisir," ujar Dika.
Hingga Jumat (25/8), massa PSHT yang ditangkap berjumlah 25 orang.
"Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap mereka. Sebagian ada yang sudah kami tetapkan sebagai tersangka, tapi ada juga yang tidak terlibat sehingga sebatas saksi," ujar Dika kepada wartawan, Jumat (25/8).
Dika belum merinci secara detail jumlah tersangka maupun saksi. Alasannya, proses pemeriksaan sedang berlangsung hingga sekarang ini.
"Untuk mereka yang kami amankan itu ada yang masih usia anak-anak dan yang sudah dewasa. Sehingga, dalam penanganannya kalau yang masih anak-anak itu kami sesuaikan dengan undang-undang yang berlaku untuk kalau tersangka yang dewasa akan langsung kami tahan," kata Dika.
ADVERTISEMENT

Mudah Terprovokasi

Dika mengatakan para pesilat muda tersebut melakukan tindakan anarkis berawal dari adanya ajakan dari grup WhatsApp. Mereka diajak untuk membalas dugaan penganiayaan yang menimpa di antara anggota PSHT.
"Namanya rata-rata mereka masih usia tanggung dan masih dibawah umur yang mudah terprovokasi. Begitu ada ajakan langsung berbondong-bondong ikut aksi tersebut. Untuk siapa yang memprovokasi masih kami lakukan pendalaman," tutur Mantan Kasatreskrim Polres Pacitan itu.

PSHT Meminta Maaf

Ketua PSHT Cabang Jember, Jono Wasinudin, meminta maaf atas kejadian tindakan anarkis anggotanya yang melakukan kerusuhan hingga berujung pengeroyokan dan perusakan rumah warga. Dia juga pasrah dengan proses hukum yang berjalan.
"Kami sudah meminta Ketua Ranting PSHT Tanggul untuk meminta maaf kepada korban dan mengganti kerusakan rumah. Kami pasrah kepada hukum yang ada," ujar Jono.
ADVERTISEMENT