Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Malaysia Akan Beri Hadiah Orang Utan untuk Negara Importir Kelapa Sawit
8 Mei 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Malaysia berencana memperkenalkan "Diplomasi Orang Utan" dalam hubungannya dengan negara-negara pengimpor minyak kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
Mereka akan memberikan hewan tersebut sebagai hadiah perdagangan dalam upaya menghilangkan kekhawatiran mengenai dampak lingkungan dari budidaya sawit.
Dikutip dari Reuters, rencana tersebut serupa dengan “Diplomasi Panda” yang digagas oleh China.
Tahun 2023 lalu, Uni Eropa (UE) membuat peraturan larangan impor komoditas yang berkaitan dengan penggundulan hutan. Sikap itu dinilai memengaruhi produksi minyak kelapa sawit, komoditas yang digunakan untuk makanan hingga kosmetik.
Pemerhati lingkungan pun menyoroti eksploitasi minyak sawit lantaran memicu kerusakan hutan hujan di Malaysia dan Indonesia.
Malaysia, produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, mengatakan peraturan tersebut diskriminatif dan hanya bertujuan melindungi pasar minyak UE.
Merespons hal tersebut, Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Johari Abdul Ghani, mengatakan negaranya akan memberikan hadiah orang utan kepada mitra dagang sawit, khususnya importir besar seperti UE, India, dan China.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut disampaikan dalam peresmian Forum Keanekaragaman Hayati Yayasan Konservasi Hijau Kelapa Sawit Malaysia (MPOGCF), Selasa (7/5).
“Ini akan membuktikan kepada komunitas global bahwa Malaysia berkomitmen terhadap konservasi keanekaragaman hayati,” tulis Johari lewat akun resmi X-nya, seperti dikutip dari Reuters.
“Malaysia tidak bisa mengambil pendekatan defensif terhadap isu minyak sawit,” tambahnya.
“Sebaliknya, kita perlu menunjukkan kepada negara-negara di dunia bahwa Malaysia adalah produsen kelapa sawit berkelanjutan dan berkomitmen melindungi hutan dan kelestarian lingkungan,” tulis Johari dalam cuitan terpisah.
Hingga kini belum ada rincian lebih lanjut mengenai rencana tersebut.
Di situsnya, kelompok konservasi WWF mengatakan spesies orang utan terancam punah, dengan populasi kurang dari 105.000 di pulau Kalimantan yang terdiri dari Indonesia, Malaysia dan Brunei.
ADVERTISEMENT
"Penebangan hutan, perluasan pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit, dan pembangunan infrastruktur merupakan ancaman terbesar hilangnya habitat mereka," ungkap WWF, seperti dikutip dari AFP.