Malaysia Bakal Perketat Prokes Seluruh Turis Asing, Tak Cuma Asal China

3 Januari 2023 20:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan Malaysia memeriksa penumpang dengan thermal scanner saat tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS / Lim Huey Teng
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan Malaysia memeriksa penumpang dengan thermal scanner saat tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS / Lim Huey Teng
ADVERTISEMENT
Malaysia siap memperketat pemeriksaan dan pengawasan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 bagi setiap pelancong asing yang hendak memasuki wilayah negaranya.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk turis dari China saja, namun juga yang berasal dari negara lain.
Pengumuman itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Malaysia, Zaliha Mustafa, dalam keterangannya yang dirilis pada Senin (2/1).
Zaliha mengatakan, saat ini kementeriannya menanggapi secara serius kekhawatiran masyarakat terkait peningkatan kasus infeksi COVID-19 di China serta, berbagai pembatasan yang diberlakukan beberapa negara terhadap turis asal Negeri Tirai Bambu tersebut.
Namun, alih-alih hanya menerapkan pembatasan itu kepada para pelancong asal China saja, otoritas kesehatan Malaysia memutuskan untuk memukul rata kebijakannya terhadap seluruh turis asing yang hendak memasuki wilayah Negeri Jiran.
“Ini akan diterapkan jika perlu, tidak hanya pada pengunjung atau pelancong [warga Malaysia dan non-warga negara] yang datang dari China tetapi juga dari negara lain,” jelas Zaliha, seperti dikutip dari media lokal Bernama.
Seorang staf bandara mengenakan gelang pada seorang pelancong setibanya di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) di bawah program Jalur Perjalanan Vaksinasi Malaysia-Singapura (VTL). Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
“Kementerian [Kesehatan Malaysia] akan meningkatkan metode untuk membendung penyebaran infeksi COVID-19 di negara ini serta kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan peningkatan kasus epidemi,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Zaliha juga mengatakan pihaknya telah memperoleh informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) bahwa varian dan subvarian COVID-19 yang menyebar di China sudah mulai terdeteksi di Malaysia.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, menjelaskan kedua varian COVID-19 yang dimaksud adalah BA.5.2 dan BF.7 — dua varian utama yang telah menyumbang hampir 80 persen kasus penularan COVID-19 di penjuru China.
Perolehan informasi itu, sambung Noor, diketahui usai pihaknya meneliti sampel limbah dari pesawat yang datang dari China sebanyak dua kali seminggu dalam periode beberapa bulan.
Noor mengatakan, antara Juni hingga 31 Desember 2022 hasil penelusuran menunjukkan bahwa 96,5 persen atau 28 dari 29 sampel yang diperoleh mengandung adanya partikel varian Omicron.
Petugas kesehatan Malaysia menggunakan 'thermal scanner' mendeteksi suhu tubuh penumpang yang tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: AFP/MOHD RASFAN
Pada periode yang sama, Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional juga meneliti sejumlah 301 sampel dari 15 lokasi yang mewakili setiap negara bagian di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, terdapat 288 sampel (95,7 persen) menunjukkan adanya virus COVID-19 yang asli dan varian Omicron.
Menurut Noor, mendeteksi keberadaan virus corona melalui sampel air limbah dapat memberikan peringatan dini soal tren perkembangan virus. Selain itu, akan lebih mudah bagi otoritas setempat untuk mengidentifikasi varian apa yang sedang menyebar di masyarakat serta mengendalikan penularannya.
Zaliha kemudian menyinggung soal program vaksinasi di negaranya yang saat ini sedang menunggu pasokan vaksin COVID-19 bivalen. Ia mendesak agar lebih banyak penduduk — terutama dari kelompok rentan, untuk segera menerima suntikan booster.