Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Malaysia Buka Kasus Pembunuhan Altantuya, Najib kembali Dibidik
22 Juni 2018 13:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Kepolisian Malaysia akhirnya kembali membuka kasus pembunuhan Altantuya Shaariibuu yang pengadilan terakhirnya berlangsung 8 tahun lalu. Kasus ini kembali menyeret nama mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang terguling dalam pemilu Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Altantuya, model asal Mongolia berusia 28 tahun, tewas ditembak dan jasadnya diledakkan dengan bom di Selangor pada Oktober 2006. Dua orang dinyatakan sebagai pelakunya, yaitu mantan polisi Sirul Azhar Umar dan Azilah Hadri. Keduanya divonis mati, namun Sirul berhasil melarikan diri ke Australia.
Pelakunya memang telah tertangkap, tapi motif dan dalang pembunuhan ini masih jadi misteri sampai sekarang. Ini akan menjadi fokus penyelidikan terbaru kali ini.
"Saya mengonfirmasi bahwa kami membuka penyelidikan ini lagi. Kami akan melakukan tugas ini tanpa takut," kata kepala polisi nasional Malaysia Mohamad Fuzi Harun, dikutip dari AFP, Jumat (22/6).
Nama Najib terseret karena mantan penasihatnya, Abdul Razak Baginda, disebut memiliki hubungan asmara dengan Altantuya. Kematian Altantuya disinyalir adalah imbas dari tuduhan korupsi pembelian kapal selam dari Prancis pada 2002.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Najib masih menjabat sebagai menteri pertahanan yang bertanggung jawab atas pembelian kapal selam tersebut. Istri Najib, Rosmah Mansor, juga dituding terlibat dalam pembunuhan ini.
Baik Najib dan Rosmah membantah tuduhan terhadap mereka. Pengadilan menyatakan Baginda tidak terlibat dalam pembunuhan Altantuya pada 2008, ketika itu Najib menjabat PM.
Sirul dari pelariannya di Australia bersuara tidak lama setelah Mahathir Mohamad memenangkan pemilu mengalahkan Najib. Menurut Sirul, dia siap membeberkan siapa dalang pembunuh Altantuya jika hukuman mati terhadap dirinya dianulir, diganti hukuman penjara.
Pemerintah Mongolia juga mendesak Mahathir untuk membuka kembali kasus ini. Pekan ini, ayah Altantuya, Shaariibuu Setev, bertemu Mahathir dan PM berusia 92 tahun itu berjanji akan mengusutnya kembali.
ADVERTISEMENT
Eric Paulsen, kepala lembaga HAM Malaysia, Lawyers for Liberty, mengatakan Najib harus diselidiki sebagai saksi dalam kasus ini.
"Kami ingin tahu mengapa Altantuya dibunuh dan siapa yang memerintahkan pembunuhannya," kata Paulsen kepada AFP.
Najib dan Rosmah saat ini tengah bergelut dengan penyelidikan megakorupsi lembaga investasi negara 1MDB. Keduanya dituduh terlibat dalam penggelapan dana 1MDB senilai miliaran ringgit Malaysia yang dilakukan dengan skema rumit melalui beberapa negara.