Mandor Masjid Zayed Utang Rp 150 Juta di Warung, Gibran Minta Kontraktor Lunasi

17 Maret 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret Masjid Sheikh Zayed di Jalan Ahmadi Yani, Solo. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Potret Masjid Sheikh Zayed di Jalan Ahmadi Yani, Solo. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Di balik kemegahan Masjid Raya Sheikh Zayed menyisakan masalah lain. Tiga mandor proyek menyisakan utang makan di warung senilai Rp 150 juta.
ADVERTISEMENT
Utang itu ditumpuk selama dua tahun sejak awal pembangunan masjid dan belum dibayar.
Warung yang dijadikan utang makan para mandor bernama "Warung Makan Restu Bunda" di Jalan Ahmad Yani, Kampung Rejosari RT 01 /RW 15, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo atau lokasinya berada di seberang Masjid Zayed Solo.
Warung yang diutangi mandor Masjid Zayed Solo hingga Rp 150 juta. Foto: Dok. Istimewa
Pemilik warung, Dian Ekasari (38), mengatakan kasus itu bermula saat mandor Masjid Zayed Solo mendatangi warungnya agar mau menyediakan makan. Mandor itu berinisial G warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
"Mandor G itu menitipkan 30 pekerjanya untuk makan di warung saya. Akhirnya dibuat perjanjian bermaterai, salah satu isi perjanjian pembayaran makan di warung dibayarkan dua pekan sekali sejak sekitar 2020," kata Dian ditemui di warungnya, Jumat (17/3).
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan pembayaran itu termasuk konsumsi lain seperti rokok pekerja. Selain G asal Demak, ada dua mandor lain yang bergabung makan di warungnya, yakni G asal Purwodadi dengan 55 pekerja, dan N asal Demak dengan 65 orang pekerja.
"Yang terjadi setelah berlangganan beberapa bulan, ketiganya tidak lancar dalam pelunasan dan menunggak selama dua tahun selama pembangunan masjid berlangsung," kata dia.
Pemilik warung, Dian Ekasari (38), yang diutangi mandor Masjid Zayed Solo hingga Rp 150 juta. Foto: Dok. Istimewa
Ia merinci utang ketiganya, yakni G asal Demak Rp 30 juta; G asal Purwodadi Rp 55 juta; dan N asal Demak Rp 65.556.000. Total ketiganya Rp 150,5 Juta.
"Kebanyakan buat makan dan rokok. Saya pilih jalur kekeluargaan dulu karena mereka kooperatif," kata dia.
Dian mengaku telah ke rumah G dan N di Demak lebih dari satu kali untuk menagih. Kunjungan terakhir membuat surat pernyataan untuk berkomitmen melunasi disaksikan para istri mandor.
ADVERTISEMENT
“Mereka nyicil utang paling banyak Rp 2 juta. Awalnya titip Rp 10 juta sampai Rp 20 juta,” kata dia.
Dia berharap Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ikut membantu mendesak mandor agar mau membantu menyelesaikan masalah ini. Sebab selama ini dia terpaksa menjual perhiasan emasnya agar warungnya bisa tetap jalan.
Gibran mengaku panen keluhan soal mandor. Keluhan serupa juga terjadi pada kontraktor renovasi Lapangan Sriwaru, tapi baru dicari kebenarannya.
"Banyak makan di warung rasah (tidak usah) kasbon, segera dibayar kasihan yang punya warung," kata Gibran.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka usai groundbreaking Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo, Rabu (25/1/2023). Foto: Dok. Istimewa
"Iya santai sudah tak rampungi kemarin malam dalam bentuk uang pelunasan. PT Waskita selaku pelaksana proyek tidak lepas tangan," kata dia.
Dia menambahkan kewajiban PT Waskita sudah selesai membayar para vendor dan mandor. Pemkot akan terus mendesak untuk pelunasan kasbon di warung makan oleh mandor.
ADVERTISEMENT
Masjid tersebut merupakan hadiah untuk Presiden Jokowi dari Presiden Uni Emirates Arab Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan.