Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mantan Mata-mata Rusia Kritis Terkena Racun Syaraf Langka
8 Maret 2018 10:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Kepolisian Inggris menemukan adanya kandungan racun syaraf yang sangat langka dalam tubuh Sergei Skripal, bekas mata-mata Rusia. Skripal dan putrinya saat ini dalam keadaan kritis setelah ditemukan tidak sadarkan diri di sebual mal di Inggris.
ADVERTISEMENT
"Sergei Skripal diracun oleh racun syaraf yang sangat langka, hanya beberapa laboratorium di dunia yang bisa memproduksinya - sumber mengonfirmasinya," tulis laporan koran The Sun yang dikutip Reuters, Rabu (7/2).
Skripal, 66, dan putrinya Yulia, 33, ditemukan tidak sadarkan diri di bangku sebuah mal di Wiltshire, bagian selatan Inggris, pada Minggu lalu. Kepala polisi Mark Rowley mengatakan bukti-bukti menunjukkan Skripal dan putrinya memang diincar secara khusus.
Kini keduanya berada di ruang perawatan intensif di rumah sakit. Polisi yang pertama kali menangani mereka juga saat ini tengah dirawat.
Awalnya polisi menyelidiki kasus ini sebagai kasus pembunuhan. Namun kini kasus Skripal ditangani oleh divisi anti terorisme kepolisian Inggris.
Pemerintah Rusia membantah terlibat dalam kasus Skripal. Namun ini bukan kali pertama bekas mata-mata Rusia yang membelot diracun dengan racun yang sangat langka.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada 2006, mantan agen intelijen Rusia Alexander Litvinenko, meninggal dunia setelah sempat dirawat intensif di rumah sakit. Dalam pemeriksaan medis mendalam, Litvinenko diketahui tewas terpapar racun isotop radioaktif, polonium-210.
Dalam tulisannya di Times of London, janda Litvinenko, Marina, mengatakan kepolisian Inggris harus berkaca pada kasus suaminya. Menurut dia, polisi dan tim medis harus bertindak cepat "jika ada seseorang yang secara misterius tiba-tiba sakit."
Skripal adalah bekas kolonel di badan intelijen militer Rusia atau GRU yang ditangkap pada 2004 karena dianggap berkhianat dengan bekerja sama dengan agen intelijen Inggris. Rusia menjatuhinya vonis penjara 13 tahun atas pengkhianatannya itu.
Namun dia diampuni oleh presiden Rusia ketika itu, Dmitry Medvedev, pada 2010 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan dengan Amerika Serikat. Skripal adalah bagian dari tahanan yang ditukar dengan 10 mata-mata Rusia yang tertangkap di AS, salah satunya yang paling terkenal adalah Anna Chapman.
ADVERTISEMENT
Menurut The Guardian, dalam lima tahun terakhir Skripal tinggal di Salisbury. Putrinya mengunjungi ayahnya sesekali.
Putra Skripal, 43, meninggal dunia tahun lalu saat mengunjungi St. Petersburg bersama kekasihnya. Sementara istri Skripal, Liudmila, meninggal dunia pada 2012 di usia 59 tahun karena kanker.