Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Udara sejuk dan langit cerah mengiringi pertemuan Presiden AS Donald Trump dan istrinya, Melania, dengan Paus Fransiskus XVI di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, Melania terlihat cantik dengan gaun hitam panjang dan kerudung renda warna senada bertengger di kepalanya. Manis dan pas.
Jika tak ke Vatikan, belum tentu Melania mengenakan penutup kepala anggun itu. Kerudung apa itu sebetulnya?
Dalam tradisi Katolik Roma, kerudung itu disebut “mantilla”, penutup kepala yang digunakan perempuan Katolik ketika hendak menghadiri ibadah Katolik.
Istilah mantilla berasal dari kata “manta” yang berarti penutup kepala. Kain mantilla umumnya dibuat dengan renda berwarna hitam atau putih, lantas disampirkan di kepala perempuan layaknya kerudung untuk menutupi rambut.
Mantilla menjadi simbol khusus bagi para perempuan Katolik. Secara tradisional, mantilla berwarna hitam dikenakan oleh perempuan Katolik yang sudah menikah atau janda, sedangkan warna putih dikenakan oleh gadis muda atau perempuan yang belum menikah.
ADVERTISEMENT
Selama berabad-abad, penggunaan mantilla menjadi simbolisasi kemegahan dan keindahan Tuhan yang dimuliakan melalui diri perempuan. Mantilla semacam simbol mengerudungi keindahan duniawi, lalu memuliakan keindahan surgawi yang hanya dimiliki Tuhan.
Penggunaan mantilla pun melambangkan kemurnian dan kerendahan hati, seperti halnya Bunda Maria, perempuan yang dimuliakan dalam tradisi Katolik.
Perempuan dalam Katolik ialah bejana pembawa kehidupan. Ia jadi simbol “piala” kehidupan. Maka untuk menjaga kehidupan dan keindahan yang ada di dalamnya, ia diberi “selubung” untuk menghindarkan berbagai hal buruk dari luar dirinya.
Itu sebabnya perempuan Katolik menggunakan mantilla sebagai simbol pelindung.
Namun selain itu, mantilla juga jadi lambang ketaatan terhadap Tuhan. Ia jadi khotbah “visual” yang hendak bicara tentang kemauan hati sebagai hamba, serta kasih yang besar kepada Tuhan sehingga mau taat dan melayani Tuhan serta ciptaan-Nya.
ADVERTISEMENT
Intinya, mantilla menandakan kebajikan, kesalehan, dan kerendahan hati. Simbol itu lantas dijadikan aturan dalam protokoler Paus yang mewajibkan perempuan, termasuk dari luar golongan Kerajaan Katolik, untuk juga mengenakan gaun hitam dan menyampirkan mantilla hitam di kepala mereka saat menjejakkan kaki ke Vatikan dan bertemu Paus.
Beda warna mantilla tak sekadar menunjukkan perempuan yang belum atau sudah menikah, tapi menandakan ia berasal dari keluarga bangsawan Katolik atau bukan.
Ratu dan Putri Katolik yang hendak bertemu Paus, pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, menurut tradisi Katolik mengenakan gaun dan mantilla putih. Mantilla untuk mereka punya istilah khusus, yakni “le privilege du blanc” yang berarti “the privilege of the white”.
Sementara perempuan yang tak berasal dari pertalian darah bangsawan atau Kerajaan Katolik mengenakan gaun dan mantilla berwarna hitam saat bertemu Paus.
ADVERTISEMENT
Privilege du blanc tak selalu digunakan dalam setiap pertemuan dengan Paus. Namun aturan ini kerap diterapkan untuk acara penting dan kenegaraan di Vatikan.
Beberapa tokoh yang mendapatkan hak istimewa privilege du blanc adalah Ratu Sofia dari Spanyol, Ratu Paola dari Belgia, Grand Duchess Luksemburg, Putri Monako, dan Putri Napoli.