Mardiono Temui Megawati atau Puan Pertengahan Maret: Silaturahmi PPP-PDIP

7 Maret 2023 17:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono bersiap menyampaikan sambutan saat puncak perayaan Hari Lahir ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (17/2/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono bersiap menyampaikan sambutan saat puncak perayaan Hari Lahir ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (17/2/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono mengungkap akan ada silaturahmi resmi PPP dengan PDIP pada pertengahan Maret mendatang.
ADVERTISEMENT
Dia bersama jajaran DPP PPP akan menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri atau Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
"Memang kemungkinan itu ada [kerja sama]. Dan insyaallah dalam waktu dekat, PDIP dan PPP akan bersilaturahmi. Entah dengan Bu Mega, Mbak Puan, atau Pak Sekjen mungkin. Ya silaturahmi. Partai tua, PDIP dengan PPP hampir sama, ya, lahirnya," kata Mardiono kepada wartawan, Selasa (7/3).
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kiri), Ketua DPC PDI Perjuangan Solo FX. Hadi Rudyatmo (kiri) dan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani (kedua kanan) menghadiri kampanye terbuka dan rapat umum "Merahkan Soloraya" di Gor Pandawa, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (31/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Mardiono mengatakan, setelah 15 Maret mendatang, PPP akan meminta waktu kepada PDIP untuk bersilaturahmi. Selain itu, PPP juga akan bersilaturahmi dengan PBB.
"Mungkin setelah tanggal 15-an baru akan minta waktu ke PDIP untuk berkunjung. Mungkin waktu dekat ini ada kita bertemu kunjungan antarparpol, tapi mungkin ke PBB. Dengan Pak Yusril, mungkin minggu depan, ya," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Mardiono mengakui komunikasi secara informal sudah dilakukan kepada semua partai, termasuk PDIP. Ia tak menampik ada pembahasan koalisi dalam pembicaraan itu.
"Ya tentu upaya untuk mengajak berkoalisi, apalagi ini PPP termasuk yang kecil, jumlahnya 4,5 persen [suara]. Tentu berusaha mengajak koalisi dengan partai yang lain, itu bagian dari upaya politik yang dilakukan parpol. Termasuk juga PDIP. Kemudian di dalam berkoalisi itu, ya, memiliki tujuan-tujuan yang harus sama, ya," papar anggota Wantimpres ini.
Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono pada Puncak Harlah ke-50 PPP, Jumat (17/2/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden

Pastikan KIB Solid, Mungkin Ditambah PDIP

Meski akan berkunjung ke PDIP, Mardiono menegaskan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun dengan Golkar dan PAN solid. Kedekatan dengan PDIP bukan berarti PPP akan mundur dari KIB.
"Kan, tidak harus keluar. Kalau koalisi misalnya, KIB kemudian koalisi dengan PDIP mungkin saja. Itu hal yang positif, artinya parpol besar gabung jadi satu untuk membangun bangsa dan negara. Tidak ada salahnya," ujar Mardiono.
ADVERTISEMENT
"Nggak pernah ada tanda-tanda bahwa KIB akan bubar, enggak. Memang kita ingin mempersembahkan yang terbaik, kemudian 3 partai ini belum tentu membawa calon yang sama, kan. Kalau masih beda, ya masih harus kita bahas," pungkas dia.

Hasto Bertemu Romy

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto telah bertemu dengan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy atau biasa disapa Romy, Rabu (1/3).
Romy mengungkapkan, pertemuan tersebut untuk menyamakan persepsi atas situasi dan kondisi politik nasional serta membicarakan sistem pemilu yang tengah di-judicial review di Mahkamah Konstitusi.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy (Romy) di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2023). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Romy mengatakan, satu hal yang digarisbawahi dari pertemuan itu bahwa sebagai sesama partai ideologis dan historis, PPP dan PDIP sama-sama menyatakan siap menjalani sistem pemilu proporsional baik terbuka maupun tertutup.
ADVERTISEMENT
Romy menyebut, bersama Hasto dirinya bernostalgia tentang sejarah perjalanan duet PDIP-PPP pada saat Mega-Hamzah. Hal itu agar bisa mengambil pelajaran untuk posisi masing-masing pada gelaran Pilpres 2024.