Ma'ruf Amin: Mudah-mudahan ke Depan Ketua Umum MUI Jadi Presiden RI

29 Februari 2020 13:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin memberikan sambutan di acara 3rd International Islamic Healthcare, Conference and Expo (IHEX) 2020. Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin memberikan sambutan di acara 3rd International Islamic Healthcare, Conference and Expo (IHEX) 2020. Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, menyampaikan harapannya agar anggota MUI tidak hanya menjadi wapres, namun dapat menjadi presiden. Hal ini dikatakan Ma'ruf dalam pidatonya di 3rd Islamic Healthcare, Conference and EXPO (IHEX) 2020.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, Ma'ruf masih tercatat sebagai Ketua Umum MUI nonaktif.
"Ke depan mudah-mudahan Ketua Umum MUI bukan hanya jadi wakil presiden, (tapi) jadi presiden RI," ujar Ma'ruf dalam sambutannya di JCC, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2).
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin menerima cindramata di 3rd International Islamic Healthcare, Conference and Expo (IHEX) 2020 di JCC, Sabtu (29/2). Foto: Dok. Setwapres
Kepada para peserta konferensi, Ma'ruf pun menyebut bahwa disamping mengemban tanggung jawab sebagai Wapres, ia masih tercatat sebagai ketua aktif dari MUI.
"Sebenarnya sampai sekarang saya masih Ketua Dewan Syariah Nasional dan saya masih Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Masih (ketum) sampai munas yang akan datang walaupun sudah jadi wakil presiden," kata Ma'ruf.
"Alhamdulillah Ketua Umum MUI bisa jadi wakil presiden," lanjutnya.
Ma'ruf pun turut menyinggung soal peran penting rumah sakit syariah. Menurutnya, rumah sakit berbasis syariah itu nantinya akan memberikan nilai lebih bagi para pasien yang menuntut pelayanan berbeda dari pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit konvensional.
Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin (tengah) usai hadiri acara 3rd International Islamic Healthcare, Conference and Expo (IHEX) 2020. Foto: Aprilandika Pratma/kumparan
"Dengan hadirnya RS Syariah, masyarakat saat ini memiliki pilihan untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan tindakan medis yang sesuai dengan prinsip syariah," ujar Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
"RS Syariah memiliki nilai tambah daripada RS konvensional, yaitu selain harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), juga mempunyai attitude value yang menerapkan cita rasa Islami atau syariah dalam pelayanannya," sambungnya.
Hingga saat ini, menurut Ma'ruf, MUKISI sebagai perhimpunan RS Islam mencatat setidaknya ada 22 rumah sakit di Indonesia yqng telah memiliki sertifikasi sebagai penyedia jasa kesehatan berbasis syariah.
"Saat ini RS yang menjadi anggota MUKISI ada 500, dari jumlah tersebut 22 RS telah tersertifikasi syariah (18 RS Islam dan 4 RS pemerintah), dan 65 RS dalam proses pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi RS Syariah," pungkasnya.