Ma'ruf Amin Pakai Baju Adat Sumatera Barat di HUT ke-78 RI

17 Agustus 2023 9:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin pakai baju adat Sumatera Barat pada Upacara HUT ke-78 RI, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023). Foto: Dok. BPMI Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin pakai baju adat Sumatera Barat pada Upacara HUT ke-78 RI, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023). Foto: Dok. BPMI Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin didampingi Ibu Wury Ma'ruf Amin menghadiri Upacara HUT ke-78 RI di Istana Merdeka, Kamis (17/8).
ADVERTISEMENT
Untuk tahun ini, Ma'ruf memakai baju adat dari Sumatera Barat atau Padang. Ma'ruf tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 09.30 WIB dan disambut Mensesneg Pratikno dan Kasetpres Heru Budi.
Baju yang dikenakan Ma'ruf bernuansa ungu dengan campuran aksen warna emas. Baju tersebut dipadukan dengan kain songket yang menutup pinggang dan hiasan keris pada bagian depan.
Adapun makna filosofis dari pakaian yang dikenakan Ma'ruf adalah melambangkan kepemimpinan dari orang yang memakainya. Warna ungu yang mendominasi semakin mempertegas karakter tersebut.
Sedangkan aksesori berupa keris yang diselipkan di bagian pinggang melambangkan kehati-hatian dalam mengambil tindakan. Para pemakainya harus berpikir dan menimbang baik buruk sesuatu sebelum mengambil sebuah keputusan.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin pakai baju adat Sumatera Barat pada Upacara HUT ke-78 RI, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023). Foto: Nadia Riso/kumparan
Sementara Ibu Wury Ma'ruf Amin tampak anggun mengenakan baju khas Koto Gadang bernuansa senada dengan suaminya: ungu dan emas. Busana ini mencerminkan falsafah Minangkabau basyandi syarak, syarak basandi kitabullah, adat yang diterapkan di masyarat yang tidak terlepas dari prinsip-prinsip agama Islam.
ADVERTISEMENT
Tak seperti pakaian Minang lazimnya yang menggunakan suntiang, busana adat Koto Gadang identik dengan kain segi empat yang dikenakan di kepala atau dikenal dengan sebutan tinkuluak tilakuang.
Tingkuluak talakuang merupakan sejenis kain segi empat yang digunakan di atas kepala, mengisyaratkan sebagai telekung pada mukena dan menandakan bahwa masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi agama Islam.
Sementara pada bagian baju, model baju kurung pada pakaian adat Koto Gadang ini memiliki celah yang didesain khusus pada bagian lehernya dan memiliki makna bahwa pemakainya dapat menerima masukan dari siapa pun dan memiliki sikap bijaksana dalam menyikapi masukan tersebut.