Ma'ruf Amin: Pengunduran Diri Miftachul Akhyar Masih Dibahas MUI

11 Maret 2022 18:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin Hadiri Rakornas Penanggulangan Bencana. Foto: Setwapres-KIP
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin Hadiri Rakornas Penanggulangan Bencana. Foto: Setwapres-KIP
ADVERTISEMENT
Wapres Ma'ruf Amin mengomentari surat pengunduran diri yang diajukan KH Miftachul Akhyar. Ma'ruf yang adalah Ketua Dewan Pertimbangan MUI mengatakan pihaknya masih membahas hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf menyebut, keputusan untuk menerima atau tidak pengunduran diri Miftachul akan segera dibahas dalam rapat internal MUI.
"Kita lihat saja nanti. Ini, kan, baru proses, itu masih akan dibahas di MUI juga. Kemudian juga masih dalam proses pembahasan. Nanti kita tunggu saja hasilnya," ujar Ma'ruf kepada wartawan, Jumat (11/3).
Kendati demikian, Ma'ruf tak dapat merinci keputusan apa yang nantinya akan diambil MUI dalam menyikapi pengunduran diri tersebut. Ia mempersilakan masyarakat untuk menunggu hasil dari rapat internal yang akan digelar MUI.
"Apa yang akan diambil itu belum tahu, kan, apa jadi mundur apa tidak, kira-kira begitu, kan. Ya, tunggu saja," pungkasnya.
Rais Aam PBNU terpilih KH Miftachul Akhyar menghadiri Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Lampung. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Miftachul Akhyar telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, pada Rabu (9/3).
ADVERTISEMENT
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," kata Miftachul saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, dikutip dari laman NU.
Miftachul kemudian menceritakan proses pemilihan dirinya menjadi Ketua Umum MUI pada akhir November 2020. Hampir dua tahun sebelumnya, ia dirayu dan diyakinkan untuk bersedia jadi Ketua Umum MUI.
"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kabar itu juga turut dibenarkan oleh Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI, KH Salahuddin Al-Aiyub, yang mengungkapkan telah menerima surat pengunduran diri Miftachul.
"Awal pekan ini, surat tersebut telah kami terima. Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI," kata Salahuddin.