Ma’ruf Amin: Tugas Ulama Berat, Dakwah Harus dengan Cara Baik

18 Desember 2024 1:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil presiden ke-13 Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada pembukaan Munas V Perempuan Bangsa di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (30/11). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil presiden ke-13 Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada pembukaan Munas V Perempuan Bangsa di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (30/11). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden RI ke-13, Ma’ruf Amin, menyebut tanggung jawab para ulama yang begitu besar. Salah satunya, memberikan warna dalam kehidupan manusia atau yang dikenal dengan istilah ‘Sabbaghi’.
ADVERTISEMENT
Dia mengingatkan jangan sampai warna tersebut berbalik menodai sang ulama.
“Jadi para ulama itu adalah sabbaghi, tukang celup, tukang memberi warna, jangan ulama justru masburin, diberi warna, nah ini yang terbalik,” kata Ma’ruf Amin dalam sambutannya di Mukernas IV MUI, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).
“Karena susah memberi warna, akhirnya dia yang kena warna, bukan memberi warna tapi diwarnai, oleh orang lain, ini yang harus kita jaga, harus terus, dan jangan-jangan kita meninggalkan, karena repot jadi kiai, berhenti aja jadi kiai ya kan,” sambungnya.
Ma’ruf Amin mengatakan, seberat apa pun amanah yang diemban oleh seorang ulama, tetap carabaik perlu dijalankan dalam menyebarkan sibghah kepada manusia.
“Jadi itu yang saya ingatkan, bahwa memang berat kita, dan kita tetap harus menjalankannya, dengan cara-cara yang baik, di dalam rangka memberikan sibghah rabbaniyahbini,“ ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf Amin melanjutkan, jika seorang jamaah memiliki hati yang keras, maka sepatutnya seorang ulama tetap berhati lembut dalam bertutur kata.
“Kalau kamu keras, nanti orang akan lari, jadi kita harus dengan lembah-lembut,” ucapnya.
Dia juga menitipkan kepada MUI untuk memperbaiki gerakan organisasi Islam guna meningkatkan kualitas dakwah pada ulama. Jangan sampai berujung selisih karena adanya perbedaan.
“Yang kedua saya ingatkan, kita ini MUI sebagai representasi dari, yang harus mengoordinasikan gerakan, perbaikan itu, dari gerakan-gerakan, organisasi, ormas yang banyak, jangan sampai kita sendiri-sendiri, jangan sampai kita itu, kita masing-masing terpisah, dan masing-masing berselisih, atau jangan-jangan kita sudah, sudah dalam keadaan itu,” imbuh dia.