Ma'ruf Amin Tunjuk 8 Staf Khusus

25 November 2019 14:22 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara Silatuhrahim Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara Silatuhrahim Kerja Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menunjuk 8 orang yang akan menjadi pembantunya sebagai staf khusus wapres. Juru bicara wakil presiden, Masduki Baidlowi, mengungkapkan 8 orang tersebut sudah mendapatkan surat keputusan dari Presiden Joko Widodo dan telah efektif bekerja sejak hari ini.
ADVERTISEMENT
"Mulai bertugas dari sekarang. Tadi disepakati pada setiap Selasa siang ada rapat koordinasi dan ada isu strategis yang dibahas dan rapat koordinasi akan melibatkan 8 staf khusus beserta wapres dan Bapak Setwapres. (Rapat koordinasi) akan efektif selama Selasa siang, diawali makan siang sampai selesai," kata Masduki di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Senin (25/11).
Tokoh pertama yang diperkenalkan sebagai staf khusus adalah Mohamad Nasir. Sebelumnya, Nasir dikenal sebagai Menristekdikti periode 2014-2019, dan kini menjabat sebagai staf khusus bidang reformasi dan birokrasi.
"Bapak Mohamad Nasir sebelumnya Menteri Pendidikan Tinggi. Sekarang beliau menangani masalah reformasi birokrasi, dan tentu saja karena di dalamnya tidak disebutkan mengenai pendidikan, otomatis menangani masalah-masalah pendidikan. Dia akan memberi masukan kepada wapres terkait dengan isu strategis yang terkait masalah pendidikan," tutur Masduki.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden (kanan) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (23/10). Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Di bidang hukum, Ma'ruf menunjuk Satya Arinanto sebagai staf khusus. Satya merupakan staf khusus bidang hukum sejak zaman Jusuf Kalla, dan Ma'ruf kembali mempercayakan jabatan tersebut kepada Satya.
Sementara di bidang infrastruktur dan investasi, Ma'ruf menunjuk Sukriansyah S Latief sebagai staf khusus. "Bapak Sukriansyah sebelumnya pernah menjadi staf khusus di Kementerian Pertanian," ungkap Masduki.
Dalam bidang ekonomi, Ma'ruf menunjuk Lukmanul Hakim sebagai staf khusus. Lukmanul dikenal sebagai Ketua MUI bidang Ekonomi. Ia juga merupakan Direktur LPPOM MUI
"Bapak Lukmanul Hakim menangani masalah ekonomi. Sebelumnya adalah pengurus Majelis Ulama Indonesia yang mendalami masalah ekonomi di Majelis Ulama Indonesia," ujarnya.
Di bidang penanggulangan kemiskinan dan otonomi daerah, Ma'ruf menunjuk Muhammad Imam Aziz sebagai staf khusus. Imam Aziz selama ini dikenal sebagai aktivis yang bergerak pada pemberdayaan masyarakat dan isu-isu HAM.
ADVERTISEMENT
"Bapak Imam Aziz itu alumni UIN Yogyakarta, aktivis LSM, banyak bergerak pada pemberdayaan masyarakat di bawah dan sangat peduli masalah kemiskinan dan isu-isu HAM. Menangani masalah terkait pemberdayaan kemiskinan dan isu stunting," tutur Masduki.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU KH Robikin Emhas. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Untuk bidang politik dan hubungan antar lembaga, Ma'ruf menunjuk Robikin Emhas sebagai staf khusus. Robikin dikenal sebagai Ketua Harian PBNU.
"Lalu ada juga Bapak Robikin, sarjana hukum, MH juga, tapi meski sarjana hukum dia tidak menangani masalah hukum. Tetapi dia menangani masalah hubungan antarlembaga," imbuh Masduki.
"Dan saya sendiri yang sebelumnya bersama (staf khusus) wapres bidang informasi dan komunikasi yang sekaligus ditunjuk oleh beliau sebagai jubir wapres. Ya seperti sekarang beliau ada rapat di dalam, lalu ditunjuklah saya," lanjut Masduki.
ADVERTISEMENT
Staf khusus Ma'ruf Amin yang terakhir adalah Maskyuri Abdillah. Maskyuri merupakan guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ditunjuk sebagai staf khusus wapres bidang hukum.
Masduki sendiri ditunjuk sebagai staf khusus bidang informasi dan komunikasi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Rakornas Indonesia Maju di Sentul, Jawa Barat, Rabu (13/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan