Ma'ruf Jawab soal Jarang Ambil Peran, Ibaratkan Dirinya Pemain Ganda Badminton

2 April 2024 3:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat buka puasa bersama jajaran staf Sekretariat Wakil Presiden. Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat buka puasa bersama jajaran staf Sekretariat Wakil Presiden. Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengaku tahu masyarakat menilai dirinya jarang mengambil peran di pemerintahan. Memang, Ma'ruf jarang tampil di publik atau membuat pernyataan yang membuat gaduh.
ADVERTISEMENT
Job desk Ma'ruf yang masyarakat kurang familiar di antaranya Ketua Badan Pengarah Papua, Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan Ketua Pengarah Percepatan Penurunan Stunting.
"Saya rasa banyak orang mengatakan bahwa saya tidak begitu banyak ambil peran. Misalnya itu dengan cara-cara yang sebagai Wakil Presiden yang tampil lebih atraktif, saya memang bukan tipe seperti itu," kata Ma'ruf saat buka puasa bersama di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Senin (1/4).
Ma'ruf mengibaratkan dirinya dalam menjalankan tugas seperti atlet ganda badminton. Ia mengatakan, bekerja bersama Jokowi ibarat bermain ganda yang harus menjaga harmoni.
"Saya ambil seperti bermain badminton pasangan double. Bagaimana jaga harmoni. Sebab saya suka badminton, suka bola jadi saya tahu bagaimana badminton yang baik, bagaimana menempatkan posisi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Layaknya bermain badminton, Ma'ruf harus tahu bagaimana menempatkan diri.
"Kalau pasangan ada di depan tentu harus di belakang supaya bola yang dilempar ke belakang ada. Kalau ada di kanan kita harus di kiri, kalau di kiri kita di posisi kanan sehingga tidak jadi benturan. Artinya masing-masing ambil posisi sesuai dengan tugas-tugas yang memang diberikan," jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Ma'ruf, pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
"Enggak ada salah pengertian, enggak ada misunderstanding sehingga terjadi konflik antara presiden dan wakil presiden. Toh yang kita usahakan mensejahterakan masyarakat dan apabila ada yang dianggap kurang masyarakat boleh menyampaikannya lewat saluran lewat media. Kita bahas bersama mana yang terbaik," pungkasnya.