Ma'ruf soal Kuota Haji RI 100.051 Jemaah: Kita Syukuri, Perolehannya Istimewa

22 April 2022 17:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmikan fasilitas riset BRIN. Foto: KIP
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmikan fasilitas riset BRIN. Foto: KIP
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengaku bersyukur atas pengumuman Indonesia memperoleh kuota haji bagi 100.051 jemaah untuk haji tahun 2022. Meski jumlahnya setengah dari kuota biasanya, Ma'ruf tetap menyambut baik keputusan itu.
ADVERTISEMENT
Terlebih kini masyarakat Indonesia bisa kembali menunaikan ibadah haji setelah dua tahun tidak ada pemberangkatan haji akibat belum meredanya pandemi COVID-19.
"Kita syukurilah, kita terima, karena sudah dua tahun kita tidak banyak yang berhaji," kata Ma'ruf usai menghadiri peresmian Fasilitas Riset Pangan di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Jumat (22/4).
Ma'ruf tetap menghormati keputusan yang diambil pemerintah Arab Saudi untuk membatasi jumlah kuota jemaah haji dari tiap negara. Mengingat hingga saat ini penularan virus COVID-19 masih terjadi di seluruh dunia.
"Karena memang yang punya kewenangan untuk memberikan kuota itu adalah Pemerintah Arab Saudi. Kita biasanya kalau normal itu di atas 200.000 jemaah, sekarang kita diberi 100.000 lebih," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ma'ruf menyebut jumlah kuota yang diberikan itu tetap harus diterima dan disyukuri karena Indonesia termasuk negara yang memperoleh kuota cukup banyak bila dibandingkan dengan negara lain.
"Jadi kita terima saja berapa jumlahnya dan kita termasuk yang memperoleh [jumlah] cukup istimewa. Sebab yang lainnya, kan, di bawah kita dan kita cukup lumayan," kata Ma'ruf.
Mengingat kuota yang terbatas, Ma'ruf meminta masyarakat agar tetap bersabar menanti hingga gilirannya untuk berangkat tiba. Sebab, belum normalnya jumlah kuota haji jelas akan berdampak pada makin panjangnya waktu antrean pemberangkatan haji bagi jemaah asal Indonesia.
"Memang terpaksa antrean kita makin panjang karena dua tahun tidak terpenuhi kemudian sekarang baru dapat 100.000, sehingga terpaksa antrean menjadi lama lagi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Ya, yang biasanya itu ada yang memang 10 tahun, ada yang 20 tahun, 15 tahun terpaksa mungkin dua tahun lebih [pandemi] ini bisa bertambah lagi," pungkasnya.
Diketahui, tahun ini Arab Saudi membatasi kuota haji dalam dan luar negeri sebanyak 1 juta jemaah. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan kuota sebelum pandemi yang rata-rata lebih dari 2 juta.
Pada 2019, jemaah haji dari luar Saudi mendapat jatah 75% dari total kuota. Sedangkan pada tahun 2022, ditingkatkan menjadi 85%.
Kenaikan ini sebagai kompensasi karena selama dua tahun pandemi (2020 dan 2021), haji hanya diperuntukkan bagi mereka yang menetap di Saudi dengan kuota masing-masing sebanyak 1.000-an dan 60 ribu jemaah.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada Selasa (19/4) telah mengumumkan Indonesia mendapat jatah 100.051 jemaah. Sementara, pada 2019 atau setahun sebelum pandemi, Indonesia kebagian 221.000 jemaah.
ADVERTISEMENT
Indonesia akan mulai memberangkatkan jemaah haji pada 4 Juni 2022. Masa tinggal jemaah di Arab Saudi rata-rata 42 hari. Adapun puncak ibadah haji diperkirakan berlangsung 8-12 Juli.
Berikut ini 5 negara yang mendapat kuota terbesar haji 2022 dikutip dari Haramain Info, Jumat (22/4):
• Indonesia 100.051 (tahun 2019: 221.000)
• Pakistan 81.132 (tahun 2019: 179.210)
• India 79.237 (tahun 2019: 170.000)
• Bangladesh 57.585 (tahun 2019: 127.198)
• Nigeria 43.008 (tahun 2019: 95.000)